benuanta.co.id, TARAKAN – Keberadaan embung dinilai cukup efektif dalam menghadapi musim kemarau yang nantinya dapat menjadi alternatif sumber air baku bagi masyarakat. Mirisnya, tiga hari belakangan sejumlah daerah tidak dapat teraliri air bahkan mati total.
Salah satu warga yang tinggal di Kelurahan Pamusian RT.09, Mesiyah mengungkapkan bahwa daerahnya mati total tidak mengalir dalam 3 hari terakhir.
“Iya jadi ditempat saya ini daerah sini mati total sudah tiga hari sama ini, ya kesulitan sekali apalagi saya juga jualan sayur masak dan gorengan kesulitannya pas mau cuci piring,” ungkapnya saat ditemui benuanta.co.id, Rabu (4/8/2021).
Mesiyah juga mengakui saat ini ia hanya mengandalkan sumur umum tetangga dan hujan.
“Tapi ini lagi kemarau juga, ya gimana ya sebenarnya apakah airnya di Embung habis apa bagaimana kita juga nggak tahu, ini aja belum hujan cuma ngangkatin air pakai ember aja dari sumur sana,” imbuhnya.
Sementara itu, Iwan Setiawan selaku Direktur Utama Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Alam menjelaskan kondisi embung saat ini sudah mencapai status kritis yaitu -47centimeter dengan muatan hanya 60 Liter/detik.
“Jadi gini kondisinya sangat kritis ya karena di Embung Binalatung Kampung Satu itu nggak ada sumber airnya, jadi murni penampungan saja kalau tidak hujan selama seminggu ya beginilah kesedot terus airnya jadi habis bahkan kita muat yang tadinya 25Liter/detik sekarang itu 60 Liter/detik jadi ada 75 persen penurunan,” jelas dia.
Untuk mengantisipasi hal ini, Iwan bersama Pemerintah Kota Tarakan akan mengupayakan membuat saluran air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Indulung yang ditargetkan rampung akhir tahun ini.
“Pemerintah itu sudah mengambil antisipasi, sebenarnya nanti airnya itu diambil dari Indulung dan itu tinggal 300 meter lagi, kalau nanti pipa nya Indulung bisa sampai ke Kampung Satu bisa mengatasi ini semua,” tutupnya.(*)
Reporter : Endah Agustina
Editor: Ramli