benuanta.co.id, TARAKAN – Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan masih mendapati adanya calo yang berkeliaran di Pelabuhan Malundung pada momen mudik Idulfitri 2024 kemarin. Sebanyak 200 penumpang diduga gagal berangkat akibat ulah oknum tersebut.
“Karena tiketnya nggak ada. Pengakuannya memang sudah beli, jadi ada informasi penumpang membeli 10 tiket kepada si A, tapi hari H si A itu tidak ada. Kurang lebih 200 penumpang yang tidak berangkat,” jelas Kepala KSOP Tarakan, Mukhlis Tohepaly, Ahad (21/4/2024).
Meski banyak penumpang yang gagal berangkat, beruntung tak terjadi keributan di Pelabuhan Malundung seperti momen Idulfitri 2023 lalu. Alhasil, petugas juga tak dapat berbuat lebih lanjut terkait penumpang yang mengaku sudah membeli tiket.
Petugas juga tak memperkenankan penumpang yang tak memiliki tiket untuk masuk ke terminal.
“Kita hanya arahkan, kalau masih ada waktu mau naik kapal apa silahkan cari tiket lagi. Karena ada kapal berikutnya Karena kita tidak tahu kan apa benar penumpang ini sudah beli tiket,” lanjutnya.
Disinggung soal koordinasi ke aparat penegak hukum, hal ini sudah dilakukan. Namun hanya sebatas penjagaan agar situasi tetap kondusif di Pelabuhan Malundung selama momen arus mudik. Terlebih, masyarakat masih tak menggubris himbauan agar tak membeli tiket lewat calo.
“Padahal harga tiket itu murah aja sekitar Rp 40 atau Rp 50 ribu. Ini ada yang mengaku sampai Rp 300 ribu belinya, ya kita tetap tidak bisa biarkan masuk ke terminal,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Tarakan, AKBP Ronaldo Maradona melalui Kabag Ops, AKP Muhammad Aris Kelana Putra menjelaskan soal calo sudah jelas dilarang. Imbauan yang dikeluarkan oleh pihak terkait juga sudah jelas.
“Imbauan sudah banyak, artinya kembali lagi ke masyarakat mau waspada atau tidak,” tegasnya.
Kebanyakan, masyarakat cenderung ego sehingga memilih calo untuk mengurus persiapan keberangkatannya. Ditegaskan perwira balok tiga itu, atensi pihak penegak hukum saja tak cukup untuk menekan aktivitas ilegal calo, kewaspadaan dari penumpang juga diperlukan.
“Saya yakin masyarakat sudah paham, boleh tidak beli ke calo kan tidak boleh. Kenapa masih dilakukan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa
Bukan menjadi rahasia lagi. Calo2 timbuh subur dikota tarakan.. petugas banyak entah pada ngapai. Sistem yg amburadul seperti benang kusut
Calon penumpang lagi yg di salahkan, klo memang mw tertib, paling utama yg di tertibkan adalah oknum pegawai yg ikut bermain atau kerjasama dg calo, misal ada orang beli tiket lebih dari 5 atau lebih dari 10 itu patut di curigai klo dia sbg Calo amankan dulu