Politik Identitas Masih Menjadi Pilihan Favorit Jelang Pilkada

benuanta.co.id, Makassar – Politik identitas tak masih menjadi senjata utama setiap masa pesta demokratis tiba. Hal itu dikarena mudahnya meraup suara skala lokal maupun nasional.

Politik Identitas juga disebut – sebut alat jitu untuk menjatuhkan lawan politik di ajang kontestasi demokrasi lima tahunan ini.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1202 votes

Mengingat pada ajang demokrasi sebelumnya praktik politik identitas kerap dipertontonkan hingga berujung pada isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan atau SARA.

Bahkan politik identitas bisa dikata sebagai ‘budaya’ sebab setiap ajang demokrasi kerap dimunculkan.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustyati menyebutkan politik identitas sudah menjadi komoditas saat Pemilu.

Khoirunnisa menilai politik identitas merupakan bentuk kemalasan atau ketidakmampuan bagi oknum politisi bersaing dengan mengedepankan visi – misi dan program.

“Karena isu ini adalah isu yang paling mudah digunakan untuk menarik perhatian pemilih. Isu Identitas adalah isu yang dekat dengan publik. Sehingga daripada calon harus’jualan visi, misi, dan program, tentu lebih mudah menggunakan isu politik identitas,” ucap Khoirunnisa pada Sabtu, 6 Agustus 2022.

Di pemilu mendatang, kata dia, politik identitas dipastikan akan kembali dipertontonkan ke publik. Menurutnya pendekatan kepada pemilih dengan pola tersebut sulit untuk dihindari.

Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengatakan pola politik identitas pemilu mendatang sulit untuk ditekan. Pasalnya, politik identitas kerap dijadikan rujukan bagi masyarakat dalam menentukan pilihan.

“Pendekatan seperti itu sulit dihindari, sebab sebagian warga pemilih kita, masih menjadikan identitas politik sebagai preferensi dalam menentukan pilihan politiknya,” katanya.

Namun begitu menurut Nursandy politik identitas secara langsung tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap elektoral. Kecuali pengelolaan isu tersebut bisa merambat hingga ke akar rumput.

“Pengaruh politik identitas sangat relatif. Besar kecilnya dampak elektoral yang ditimbulkan sangat tergantung dari cara mengkonstruksi, pengelolaan dan pendistribusian isu ke akar rumput,” urainya.

Meski demikian, diungkapkan Nursandy Syam, isu politik identitas jika tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bumerang bagi pelakunya.

“Politik identitas ibarat dua sisi mata pisau. Bisa mengiris lawan namun bisa juga melukai tuannya dan menimbulkan gejolak sosial. Sebab itu, menggunakan pendekatan ini memerlukan pertimbangan yang matang,” pungkasnya. (*)

Reporter : Akbar

Editor : Nicky Saputra 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *