Waspada Fenomena Water Spout di Perairan Tarakan 

benuanta.co.id, TARAKAN – Kota Tarakan telah memasuki musim penghujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung hingga Januari 2023 mendatang.

Berdasarkan prediksi kondisi cuaca oleh tim stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan, salah satu yang patut diwaspadai adalah peluang terjadinya Water Spout.

Menurut penjelasan Forecaster BMKG Tarakan, Raa’ina Farah Sumartono Water Spout secara visual sama seperti puting beliung.

“Bedanya puting beliung itu kejadiannya di darat sedangkan Water Spout kejadiannya di wilayah perairan. Sumbernya sama dari awam Cumulonimbus yang visualisasinya awan menjulang tinggi hitam pekat. Dan bisa menyebabkan angin kencang, kilat, petir biasanya menyebabkan hujan dengan intensitas lebat dan juga bisa menyebabkan pusaran angin,” ungkapnya Ahad (20/11/2022).

Baca Juga :  Petugas Keamanan Bandara Juwata Temukan 4 Kg Sabu di Paha Empat Pelaku 

Kemudian kata Raa’ina, efek pusaran angin tersebut terjadi pada wilayah perairan bakal terlihat seperti puting beliung.

“Di wilayah perairan dan biasanya di bawah air ya dengan pusaran angin di atasnya berarti airnya juga ikut berputar. Karena arus arah gelombang pasti akan menyesuaikan arah angin,” ujarnya.

Namun fenomena kejadian Water Spout ini tidak terpaku dengan bulan dan tanggal tertentu.

“Jadi untuk beberapa kejadian Water Spout yang pernah saya temui khususnya di wilayah perairan Tarakan sangat acak untuk hari, tanggal dan bulan,” tuturnya.

Baca Juga :  Pengerukan Embung Persemaian Sebabkan Air PDAM Tak Mengalir ke Sejumlah Wilayah

Sebab penyebab Water Spout merupakan awan Cumulonimbus yang terjadi tidak sesuai bulan.

“Karena biasanya water spout sendiri yang memicu awam Cumulonimbus. Jadi bukan awan yang menyebabkan hujan lebat di seluruh wilayah tapi memang awan lokal,” ujarnya.

Kejadian Water Spout berdasarkan laporan nelayan kepada tim BMKG Tarakan kata Raa’ina di perairan arah Tarakan Timur.

“Tapi sempat juga di daerah perairan Barat sini dan titik kejadian Water Spout itu tidak pada waktu yang sama. Karena tergantung pertumbuhan awan dan tidak semua awan Cumulonimbus menyebabkan Water Spout tapi Water Spout pasti dari awan Cumulonimbus,” jelasnya.

Baca Juga :  KPU Tarakan Tunggu Putusan MK untuk Penetapan Caleg Terpilih

Adapun durasi kejadian Water Spout di perairan akan berlangsung sangat cepat.

“Biasanya hanya terjadi beberapa menit dan rata-rata kecepatannya 30km/jam dan masuk kategori Water Spout. Jadi kadang tidak tertangkap radar cuaca,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Yogi Wibawa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2671 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *