Betundok, Pengobatan Tradisional ala Suku Tidung yang Masih Eksis 

benuanta.co.id, NUNUKAN – Tundok atau betundok dalam bahasa Indonesia adalah pengenal dari terjemahan bahasa Tidung. Pengobatan tradisional adat budaya suku Tidung yang hingga saat ini masih dilakukan oleh warga Tidung. Betundok adalah pengobatan yang dilakukan jika ada yang sedang sakit atau diganggu oleh roh jahat.

Tundok sangat diyakini oleh masyarakat uku Tidung karena dapat memberikan kesembuhan kepada yang sakit.

Tokoh Adat Tidung Sembakung Samsul Hadi, mengatakan pengobatan tundok tidak dilakukan dengan sembarangan, namun ada bahan yang harus disiapkan. Di antaranya kunyit, penampi jika diperlukan juga bisa di tambah kapur siri.

Baca Juga :  Kemenko Polhukam Fokus Penyelesaian Garis Batas Wilayah Indonesia-Malaysia di Sebatik

Setelah bahan disiapkan, orang yang sakit akan segera diobati dengan cara mengoleskan kunyit ke tangan kanan dan kiri, telinga kanan dan kiri, dahi dan kaki, serta bagian leher.

“Kunyit tadi digosok di penanpi hingga keluar warna kunyitnya setelah itu dioles kepada yang sakit, cara pengobatan tradisional seperti ini juga bisa dilakukan dengan cara di sembur,” kata Samsul, kepada benuanta.co.id, Ahad (20/11/2022).

Jika orang yang diganggu mahluk astral, kunyit yang dioles bisa berubah warna kemerahan. Namun jika tidak ada gangguan, kunyit tidak akan mengalami perubahan warna.

Baca Juga :  Terlibat Pengeroyokan, Empat Pemuda di Nunukan Terancam Bui

Samsul juga menjelaskan pengobatan tundok ini sudah sejak lama dilakukan oleh nenek moyang mereka terdahulu, hingga saat ini warga masih menggunakan cara pengobtan tradisional tersebut.

Pengobatan ini masih sering ditemukan di wilayah pelosok seperti Sembakung, Malinau dan lainya yang ada Kalimantan Utara (Kaltara).

“Orang yang memberikan tundok itu tidak sembarang ada mantera yang dibacakan, hanya orang tertentu saja yang menggunakan pengobatan tradisional tersebut,” jelasnya.

Warga Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Amin, juga meyakini pengobatan tradisional tersebut dapat menyembuhkan sakit terutaman gangguan mahluk asral atau halus yang tidak kasat mata.

Baca Juga :  Sambut Waisak, Umat Buddha di Nunukan Gelar Fang Shen

“Biasanya kita pergi ke hutan cari kayu bakar tapi karena kita tidak melihat mahluk asral itu bisa saja kita tertabrak atau mereka ganggu kita, sehingga kita akan merasa sakit kepala, jadi ketika diobati dengan tundok itu Alhamdllah sembuh,’ tutupnya. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Yogi Wibawa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2878 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *