benuanta.co.id, TARAKAN – Sesuai dengan surat edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan nomor PAS-UM.01.01-07 Warga Binaan dan Tahanan merupakan kelompok beresiko yang masuk kedalam prioritas progam vaksinasi, mengingat tingginya penularan dan kesulitan melakukan physical distancing di dalam Lapas/Rutan/LPKA.
Data yang dirangkum oleh benuanta.co.id sebanyak 66 ribu narapidana dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau Rumah Tahanan Negara (Rutan) sudah menerima vaksinasi Covid-19 untuk dosis pertama di Indonesia.
Namun hal ini belum terjadi di Lapas Kelas II Tarakan. Dibeberkan Kepala Lapas Tarakan, Yosef Benyamin Yembise jangankan narapidana nya pegawai lapas nya sendiri baru 50% yang sudah menerima vaksin itupun hanya dosis pertama.
“Direktorat jendral pemasyarakatan dengan Kementrian Kesehatan untuk berkoordinasi dengan jajaran di daerah untuk melaksanakan vaksinasi, namun hari ini di Lapas Tarakan hampir 50 persen pegawai saja belum vaksin,” bebernya kepada benuanta.co.id, Selasa (17/8/2021).
“Ada yang baru satu kali ada yang belum, malah narapidana nya belum sama sekali di kota-kota lain sudah, yang lain sudah sampai di bulan kita belum,” ujar nya.
Dalam hal ini juga, sekitar sebulan lalu Lapas Tarakan telah menyurat kepada Pemerintah Daerah maupun Provinsi untuk pengajuan vaksin ini namun belum mendapatkan tanggapan hingga sekarang. “Suratnya sudah sebulan lalu belum ada tanggapan,” imbuhnya.
Yosef menurutkan saat ini Lapas sudah over kapasitas dengan jumlah total warga binaan 1.330 dan sudah pernah ada yang terkonfirmasi positif sebanyak 10 orang.
“Sudah ada bahkan yang positif 10 orang sekitar itulah, tapi kami selalu ambil langkah awal yaitu karantina langsung,” jelas dia.
Kendati belum mendapatkan jatah vaksin, Lapas Kelas II Tarakan mengaku tetap mendapatkan pelayanan yang baik dari Dinas Kesehatan dalam pengecekan kondisi warga binaan Lapas.
“Kita sering juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan yang selama ini rutin melayani kita sehingga ada yang bergejala langsung ditangani, dengan puskesmas juga begitu,” tukasnya. (*)
Reporter : Endah Agustina
Editor: Ramli