benuanta.co.id, BULUNGAN – Menjadi salah satu perusahaan terbesar yang ada di Kabupaten Bulungan, PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) pun turut dalam membantu masyarakat. Salah satunya program pemberdayaan masyarakat.
Superintendent Community Development PT PKN, Muhammad Yusuf B mengatakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara ini memiliki kewajiban berupa Corporate Social Responsibility (CSR) yakni pendampingan budidaya kakao.
“Kami memiliki program pemberdayaan masyarakat berupa pendampingan budidaya kakao. Mulai dari mempersiapkan lahan, sumber daya petani, distribusi bibit, sampai pada hilirisasi (pasca panen),” ungkapnya kepada benuanta.co.id, Jumat 24 Juni 2022.
Dia menjelaskan pihaknya telah melakukan pengolahan hingga kakao menjadi produk berupa cokelat batangan. Pada tahun 2021, PT PKN melakukan pendampingan terhadap 32 petani lama dan 31 petani baru sehingga jumlahnya 63 petani di Bulungan.
“Ini tersebar di lima desa, yakni ada 43 petani di Desa Sajau Metun, 8 petani di Kelubir, 5 petani di Tengkapak, 5 petani di Bentiang dan 2 petani di Antutan,” sebutnya.
Lanjutnya, kemudian terdapat 9 kebun produktif yang mampu memproduksi 114 kilogram kakao. Sepanjang tahun 2021, perusahaan juga mendistribusikan bibit kakao kepada 18 petani dengan total 4.064 bibit. Selain itu, ada 1.607 pohon yang direhabilitasi kebun sambung samping.
“Artinya tersisa 492 pohon yang belum disambung samping dari target sebanyak 2.099 pohon. Program budidaya kakao bahkan kita berkolaborasi dengan pendidikan, melibatkan pelajar dari SMK 1 Tanjung Palas dalam proses kebun sambung samping,” paparnya.
Selain itu, pengembangan program juga dilanjutkan dengan pembibitan model sambung pucuk. Menyediakan lahan kebun entres di demplot pembibitan Desa Sajau. Lalu perluasan kebun, rehabilitasi kebun hingga hilirisasi.
Menghasilkan kakao kualitas terbaik, menjadi sebuah produk berupa cokelat. Produk kakao pasca panen, diolah menjadi cokelat sebagai kebijakan program dari hulu sampai hilir.
“Kami punya produk dinamakan Cokelat Pesona Bultiya yang sudah menjadi bagian dari perencanaan sejak awal pendampingan terhadap komoditas kakao,” tuturnya.
Sebagai upaya pengembangan dan penanganan pasca panen, biji kakao diolah lebih maksimal. Sehingga memberikan nilai jual yang lebih tinggi dan menguntungkan petani kakao. Perusahaan dalam mendukung program pemerintah, mengembangkan komoditas kakao sebagai produk lokal di Bulungan.
“Olahan kakao menjadi cokelat, menjadi yang pertama di provinsi paling bungsu di Indonesia ini.
Setelah dua tahun berjalan, cokelat yang dihasilkan kini dapat dikomersilkan. Melalui proses fermentasi terbaik dari biji kakao terbaik, kini menjadi Cokelat Pesona Bultiya yang mengandung 35 persen kakao,” ujar Muhammad Yusuf. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor : Nicky Saputra