benuanta.co.id, NUNUKAN – Hampir 90 persen masyarakat Dusun Lebion, Desa Tepian, Kecamatan Sembakung, menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian sawah. Meskipun telah dua kali panen, hasil yang diperoleh para petani tidak dapat dikategorikan sebagai panen yang sukses, namun juga belum bisa disebut gagal. Panen yang mereka dapatkan tahun ini sangat minim.
Zainal, salah seorang warga Dusun Lebion, menjelaskan, mereka memiliki lahan sawah yang sebagian besar dikelola dalam kelompok tani. Meski demikian, lahan yang mereka kelola tersebut tidak mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah.
Sebaliknya, bantuan datang dari perusahaan yang membantu dalam pembangunan tanggul sawah.
“Sebenarnya, jika irigasi sawah kami bagus dan saluran airnya teratur, mungkin hasilnya akan lebih baik. Para petani juga pasti lebih senang dan semangat untuk terus bertani,” kata Zainal, kepada benuanta.co.id, Senin (7/4/2025).
Namun, kondisi sawah mereka saat ini menghadapi tantangan besar. Zainal menuturkan, masalah terbesar yang dihadapi adalah fluktuasi pasang surut air.
Ketika air pasang, permukaan air sawah menjadi terlalu tinggi, sedangkan saat air surut, sawah mereka kekurangan air dan menjadi kering. Belum adanya sistem pengaturan tatanan air yang memadai membuat hasil pertanian menjadi tidak optimal.
Zainal dan petani lainnya berharap agar ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya dalam hal pengelolaan irigasi yang lebih baik.
Dengan adanya perbaikan infrastruktur dan sistem irigasi yang lebih baik, Zainal yakin ketahanan pangan di daerah tersebut akan semakin kuat, dan masyarakat akan lebih sejahtera.
“Jika masalah irigasi bisa diatasi, kami yakin pertanian akan lebih produktif dan ketahanan pangan di masyarakat bisa terjaga,” singkatnya.
Kini, para petani di Dusun Lebion berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat segera memberikan perhatian terhadap perbaikan sistem irigasi dan pengaturan tatanan air, agar mereka dapat terus bertani dengan nyaman dan memperoleh hasil yang lebih maksimal. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina