Dinamai oleh Presiden RI, Kopi Krayan Hadir Bagi Para Penikmat Kopi

DARATAN tinggi Krayan tak hanya dikenal dengan beras Adan yang istimewa, atau Nanas Krayan yang manis. Kini, Kopi Krayan juga mulai beradu rasa dengan biji kopi khas kota lain untuk para penikmat kopi. Seperti apa rasa kopi khas Krayan yang dinamai langsung oleh Presiden Jokowi ini?

Oleh : Novita A.K/benuanta.co.id

Di sore itu, di Titik Tenang Coffe di Jalan Bukit Cinta, Kelurahan Nunukan Tengah. Tampak sekumpulan Batista dari berbagai cafe di Nunukan bersama dengan Lembaga Percepatan Pembangunan dan Perluasan Perbatasan Krayan (LP4K), Kabupaten Nunukan tengah mengolah biji Kopi Krayan menjadi sebuah kopi siap seduh.

Meski terbilang pendatang baru dan belum sepopuler seperti Kopi Toraja, Kopi Gayo dan Kopi Luwak. Namun, biji Kopi Krayan memiliki cita rasa tersendiri bagi penikmatnya. Belum lagi, kopi Krayan memiliki keistimewaan tersendiri. Pasalnya, nama Kopi Krayan merupakan nama yang langsung diberikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Bahkan, nama tersebut ditandatangani langsung oleh Presiden sebagai sertifikat dan bukti otentik.

Ketua LP4K Kabupaten Nunukan, Serfianus menceritakan dalam kunjungan kerja Presiden di daratan tinggi Krayan, pada Desember 2019 lalu. Pihaknya menyodorkan beberapa nama yang akan dipilih oleh Presiden.

“Waktu itu, ada beberapa nama yang kita berikan. Ternyata pak Presiden memilih dinamakan Kopi Krayan, nama itulah yang kita pakai sampai sekarang untuk memperkenalkan biji kopi kita ini,” ungkap Serfianus.

Kopi Krayan dibudidayakan di Daratan Tinggi Krayan dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut. Kopi Krayan termasuk ke dalam jenis Kopi Arabica, yang memiliki cita rasa dan aroma lebih asam.

Dikatakannya, Kopi Krayan mulai dicanangkan sejak 2017 lalu, dan tepat 25 Mei diperingati sebagai hari ulang tahun Kopi Krayan. Selama ini, Kopi Krayan dibudidayakan secara tradisional oleh masyarakat di Krayan, dengan menggunakan pupuk alami tanpa bahan kimia.

Setelah lounching Kopi Krayan ini, ia berharap Kopi Krayan bisa digandrungi oleh para penikmat kopi yang ada di Kabupaten Nunukan hingga bisa menjadi primadona. Sementara itu, Sekretaris LP4K Kabupaten Nunukan, Helmi Pudaaslikar menyampaikan produksi Kopi Krayan dilakukan untuk mendiversifikasi hasil pertanian di Dataran Tinggi Krayan. Jika selama ini, komoditas utama masyarakat Krayan adalah Beras Adan. Namun, kini ia mendorong para petani untuk giat menanam kopi.

“Gagasan ini muncul agar kita bisa mendorong masyarakat untuk bisa memiliki produk lain yang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat selain beras ataupun nanas,” ungkapnya.

Kendati saat ini, produksi Kopi Krayan belum banyak, namun geliat perkebunan kopi di desa masih berlangsung hingga kini.

“Tentunya kita berharap biji Kopi Krayan ini bisa bersaing dengan kopi dari wilayah lain seperti kopi Toraja. Kita juga berharap ke depannya Kopi Krayan ini bisa dikenal di wilayah lain,” jelasnya.

Sementara itu, Salera (24), salah satu pengunjung cafe yang sempat menyeruput kopi olahan dari biji Kopi Krayan mengatakan, cita rasa Kopi Krayan memiliki rasa yang berbeda.

“Rasa Kopi Krayan ini berbeda dengan beberapa jenis kopi lainnya yang pernah saya coba, tentunya kita sebagai warga Nunukan harus bangga daerah kita memiliki kopi khas, semoga saja kopi ini bisa digandrungi oleh anak-anak muda yang ada di Nunukan,” ucapnya. (***)

Ediotr: Nicky Saputra

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *