benuanta.co.id, TARAKAN – Kota Tarakan merupakan pulau kecil yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah, tak ayal kota yang memiliki julukan sebagai bumi Paguntaka menjadi tersohor sejak ratusan tahun silam karena memiliki minyak murni dan berkualitas tinggi. Namun, taukah Anda pulau kecil ini menjadi panggung peperangan dunia kedua antara Jepang dengan Belanda.
Museum sejarah perang dunia dua di Tarakan diresmikan pada 2 November 2017 silam. Sebagian orang menyebutnya sebagai gedung kembar. Museum in terletak di taman berkampung, Jalan Sei Sesayap, Kelurahan Kampung Empat, Kecamatan Tarakan Timur. Tempat ini dibuka setiap Senin hingga Minggu pada pukul 08.00 WITA hingga pukul 16.00 WITA.
Tarif masuk museum ini Rp 2 ribu bagi anak-anak, Rp 5 ribu untuk orang dewasa dan bagi turis Rp 15 ribu.
Untuk mengetahui sejumlah koleksi yang ada di museum sejarah perang dunia kedua, yuk simak ulasannya:
Peta Kota Tarakan Tahun 1940
Peta tata Kota Tarakan tahun 1940 ini dibuat oleh Intelegent Belanda NEFIS atau Netherlands East Indian Forces berdasarkan informasi masyarakat. Dalam peta ini memuat letak bangunan ibadah, gedung ibadah, tempat hiburan, tempat olahraga sampai fasilitas militer dalam tiga bahasa, yaitu, bahasa Belanda, Bahasa Inggris, serta Bahasa Indonesia.
Senjata Laras Panjang
Senjata ini digunakan oleh tentara belanda sebagai senjata perang abad ke 17. Senjata ini memiliki panjang 81 cm dengan bagian lob melebar keluar.
Helm Tentara Belanda dan KNIL
Helm tersebut yang dipakai untuk tentara Belanda (Kanan) dan KNIL (Kiri)
Pistol Belanda
Pistol ini merupakan milik dari tentara Belanda yang dipakai pada abad ke 17. Pistol ini memiliki panjang 45cm dengan lob melebar.
Sepatu Kulit dan Karet
Sepatu ini merupakan peninggalan jepang pada tahun 1940, sepatu ini ditemukan di lokasi bekas markas tentara Jepang (Fhukukaku) di daerah Juwata Sesanip pada kedalaman lebih 1 meter dari permukaan tanah.
Botol Air Minum
Botol air minum tersebut merupakan milik tentara jepang dan belanda. Botol ini ditemukan di lokasi markas besar tentara jepang .
Pedang Kepolisian
Sejak terbentuknya Kepolisian Republik Indonesia pada tangga 1 Juli 1946, pedang merupakan bagian dari perlengkapan dari peralatan operasional satuan kepolisian yang digunakan sebagai kelengkapan perorangan lapangan untuk pelaksanaan tugas operasional.
Megazen
Alat penyimpan dan pengisian amunisi serta berfungsi mendorong peluru dalam megazen untuk ke dalam senjata api secara otomatis.
Bayonet
Bayonet merupakan pisau sangkur yang digunakan tentara jepang yang diikatkan pada ujung senjata laras panjang.
Helm Tentara Jepang
Helm tersebut ditemukan oleh Jumhari, Komunitas Tarakan Tempo Dulu di bawah lereng bukit Fukukaku dengan kemiringan lereng 60 derajat, pada titik koordinat N 03.35756, E 117.60274. Bukit Fukukaku merupakan lokasi pertahanan akhir tentara jepang saat melawan tentara sekutu pada perang dunia kedua di tarakan tahun 1945. Lokasi bukit Fukukaku berada di wilayah hutan kampung satu.
Biskuit ANZAC
Biskuit ANZAC merupakan makanan utama yang diproduksi untuk para prajurit Australia pada saat kampanye Galipoli tahun 1915. Biskuit ini dibuat oleh ibu-ibu, istri dan orang-orang terkasih prajurit Australia untuk para prajurit yang sedang berperang di luar negeri.
Batu Marmer Kuburan
Batu marmer sejarah Tarak merupakan koleksi dari museum sejarah tersebut, batu marmer tersebut ditemukan di kompleks pemakaman umum markoni. Diketahui, batu marmer tersebut merupakan bagian dari struktur milik kuburan atas nama Elisabeth Tapiheroe. Ia merupakan salah satu pegawai BPM, perusahaan swasta nasional tambang minyak milik pemerintah Belanda. Ia meninggal dan dikuburkan di markoni, pada tanggal 15 Juli 1928.
Seragam Tentara Australia
Seragam tersebut milik Kapten Cyrill James Gray MM yang merupakan pasukan infanteri 2/24 Australia. Ia mendarat di Tarakan pada tanggal 1 Mei 1945. Seragam ini disumbangkan oleh keluarga Kapten melalui Bob Pinkerton yang merupakan teman dari anak Kapten tersebut.
Uang Antik
Sejumlah uang antik dipajang pada etalase, selain uang kertas, pengelola juga memiliki uang koin dan uang asing.
Mobil Antik
Mobil tersebut berada di sudut kanan dari pintu masuk museum sejarah perang dunia ke dua.
Yuk Goy, datanglah ke museum tunggu apalagi.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli