SELAIN kue Putu Mayang yang menyita perhatian di pasar Ramadan, kali ini giliran kue Bingka kentang. Bicara soal takjil atau kudapan Ramadan, Indonesia paling jagonya karena banyak pilihan kue bisa memanjakan lidah pembeli, termasuk di Tarakan. Berikut ulasan awak media benuanta.co.id tentang Bingka kentang.
Penulis: Edo Aprianur
BINGKA kentang memiliki tekstur kenyal, lembut, dan berlemak. Rasanya manis, legit, dan agak gurih. Walaupun termasuk kasta jajanan kue pasar, soal rasa bingka dapat bersaing dengan cloufotis atau custard Perancis.
Bingka kentang adalah kue basah yang diolah dengan bahan dasar terigu, tepung beras, gula dan kentang. Kue ini biasanya dicetak menyerupai sekuntum bunga dipanggang sampai warna kuning kecoklatan, dan apabila dimasak sedikit lama akan meninggalkan lekatan hitam yang sedikit gosong.
Beberapa hikayat sejarah masyarakat Banjar mengatakan, bingka kentang adalah kue yang resepnya dibuat langsung oleh Raja Putri dari Kerajaan Negara Dipa, atau dikenal dengan Putri Junjungan Buih.
Namun, meskipun diketahui merupakan makanan yang hobi dicemil bangsawan banjar, kue ini juga sangat populer hampir bagi seluruh masyarakat Kalimantan, terutama Timur dan Utara.
Di bulan puasa, bingka kentang menjadi kue favorit yang paling banyak diburu masyarakat. Hal ini bukan tanpa sebab, kue ini sangat jarang ditemui diluar bulan puasa dan bisa dikatakan kue yang sifatnya musiman.
“Kalau ndak bulan puasa jarang bah juga kita cari, biasa kan puasa saja jualnya, soalnya musiman kuenya,” ucap Arin salah seorang penikmat Kue Bingka, saat ditemui di pasar ramadan Pamusian.
Di pasar ramadan, bingka kentang dapat ditemukan dengan ragam harga yang terjangkau, “Kalau bingka 1 porsinya hanya 25 ribu,” jelas Salmiah seorang pedagang.
Dalam sehari, Salmiah dapat menjual belasan porsi bingka kentang. Ia mengatakan telah berjualan kue khas Banjar di kota Tarakan sejak 2008, dan mulai berjualan kue sendiri dari tahun 1990.
“Saya jualan sudah sekitar 15 tahun kalau di Tarakan ini, kalau untuk jualannya sendiri mungkin sudah dari sekitar tahun 1990,” jelasnya.
Salmiah mengatakan bingka menjadi kue yang paling laris dibeli oleh pengunjung, dari banyaknya jenis kue tradisional Banjarmasin lainnya yang ia jual.
“Yang paling banyak dicari bingka kentang, banyak yang suka katanya rasanya nyaman, apalagi yang lidah Banjar pasti cocok,” imbuhnya.
Selain bingka ia juga menjual banyak kue khas Kalimantan Selatan lain seperti, kue talam merah, sesepuhan, babongko, dan amparan tatak pisang, dan banyak kue khas Banjarmasin lainnya.(*)
Editor: Ramli