benuanta.co.id, TARAKAN – Sebuah pipa gas yang mengapung di perairan laut Tarakan memantik perhatian masyarakat dan pihak terkait. Keberadaan pipa tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran akan potensi kebocoran gas.
Community Relation PT Phoenix Resources International (PRI) , Eko Wahyudi melalui humas mengatakan, pihak PT PRI memastikan pipa itu belum dialiri gas sama sekali.
“Pipa gas tersebut adalah milik PT Samator yang memang direncanakan akan digunakan untuk suplai gas dari Blok Mangkudulis ke PT PRI,” jelasnya, Sabtu (19/4/2025).
Ia menegaskan, pipa tersebut masih dalam tahap persiapan teknis dan belum difungsikan untuk aliran gas. PT PRI menambahkan, insiden pipa mengapung ini segera ditanggapi dengan koordinasi intensif antara tim teknis dan penyelam di lokasi.
“Kami sudah berdiskusi dengan penyelam dan tim teknis yang berada di kapal. Berdasarkan hasil asesmen mereka, penyelaman baru bisa dilakukan pada hari Senin,” katanya.
Penundaan ini, lanjutnya, demi keselamatan semua pihak karena mempertimbangkan kondisi aktual di lapangan. Sebagai langkah darurat, pihak konsorsium kerja sama operasi (KSO) mengambil tindakan cepat untuk mengatasi situasi.
“Action plan sementara yang disepakati oleh KSO adalah menenggelamkan sementara pipa yang mengapung itu hari ini juga,” ungkapnya.
Langkah ini dianggap sebagai solusi paling aman sebelum dilakukan penyelaman lanjutan. Dalam pelaksanaannya, tim teknis di lapangan akan memasang pemberat berupa deadman seberat 5 ton di tengah pipa.
“Selain deadman, kami juga akan memasang buoy sebagai penanda lokasi, dan menambahkan beberapa concrete block baru agar pipa tenggelam dengan stabil,” tambahnya.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pergerakan pipa yang bisa membahayakan kapal atau ekosistem laut di sekitarnya. Tindakan lebih lanjut akan diambil setelah penyelaman dilakukan pada awal pekan depan.
“Kami belum bisa melakukan pemotongan atau penyambungan ulang pipa yang rusak hingga penyelam benar-benar turun dan melakukan pengecekan menyeluruh,” ujarnya.
PT PRI memastikan, semua tindakan akan dilakukan berdasarkan rekomendasi teknis dan prosedur keselamatan kerja. PT PRI menegaskan, mereka tidak bertanggung jawab atas pemasangan awal pipa tersebut karena merupakan proyek PT Samator.
“Namun karena jalur suplai ini penting untuk operasional kami, maka kami juga ikut serta dalam penanganan teknis di lapangan,” pungkasnya.
PT PRI berharap masyarakat tetap tenang dan tidak khawatir berlebihan karena tidak ada bahaya gas dalam pipa yang mengapung tersebut. Dengan adanya tindakan cepat dari pihak KSO dan koordinasi antara semua pemangku kepentingan, diharapkan permasalahan ini segera tuntas tanpa menimbulkan dampak negatif lebih lanjut. PT PRI juga berkomitmen akan terus memberikan informasi berkala kepada publik terkait perkembangan penanganan pipa tersebut. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli