benuanta.co.id, TARAKAN – Warga Kampung Bugis sekitar kawasan PDAM Gang Haji Kusnia RT 25 Kota Tarakan digegerkan dengan penemuan sesosok mayat pria dalam kondisi gosong di dalam rumah. Penemuan itu sekitar pukul 17.00 WITA, Kamis (17/4/2025).
Nur Bayah, salah satu tetangga yang berdekatan dengan lokasi kejadian, menjelaskan almarhum terakhir kali terlihat pada pagi hari di hari yang sama. Ia menambahkan setelah itu, almarhum pulang dan sempat duduk-duduk di pos sekitar rumah dalam kondisi yang tampak lemas.
“Hari Selasa pagi kemarin itu hujan, beliau sempat pinjam mantel ke kakak saya sebelum keluar rumah, entah mau beli apa,” jelasnya kepada benuanta.co.id.
Meski menunjukkan kondisi kurang sehat, tidak ada satu pun warga yang mengetahui pasti apakah almarhum sedang sakit. Setelah duduk di pos, almarhum langsung masuk ke rumah dan tidak terlihat lagi keluar hingga akhirnya ditemukan meninggal.
“Memang beliau terlihat agak lemas, tapi kami tidak berani bertanya apakah beliau sedang sakit atau tidak,” jelasnya.
Bau tidak sedap mulai tercium oleh warga sejak Rabu, namun tidak ada yang menyangka sumbernya berasal dari tubuh manusia. Awalnya warga sekitar mengira itu bangkai tikus, karena di rumah almarhum memang sering ada tikus masuk.
“Tapi setelah beberapa waktu, bau itu semakin menyengat dan menyebar ke rumah-rumah tetangga,” katanya.
Warga sempat mencari sumber bau ke berbagai tempat, termasuk di kolong pos dan sepanjang parit di sekitar rumah korban.
“Semua parit sudah kami cari, bahkan di bawah kolong pos juga kami periksa, tapi tidak ketemu bangkainya. Makanya kami heran,” imbuhnya.
Keanehan makin terasa, ketika seluruh tetangga mulai mencium bau yang sama secara serentak. Puncaknya terjadi pada Selasa sore ketika keponakan Nur Bayah bermain di sekitar teras rumah almarhum yang tertutup rapat.
“Keponakan saya ke teras rumah beliau, terus dari depan jendela langsung tercium bau bangkai yang sangat kuat,” ujarnya.
Karena takut, si keponakan tidak berani melihat langsung ke dalam rumah dan memanggil temannya untuk memastikan. Teman dari keponakan Nur Bayah akhirnya mengintip melalui jendela rumah yang kacanya sudah tidak ada.
“Waktu temannya ngintip dari jendela dan buka gordennya, anak itu langsung syok, gemetaran dan menangis,” tuturnya.
Kepanikan anak-anak itu membuat Nur Bayah ikut mengecek ke jendela dan akhirnya melihat jasad almarhum.
“Saya penasaran kenapa anak-anak itu sampai segitunya, lalu saya ikut ngintip juga, ternyata saya lihat beliau sudah gosong, kasihan sekali,” tuturnya.
Jasad pria yang sehari-harinya dikenal sebagai penjual aksesoris keliling itu tampak membusuk dan menghitam, diduga sudah meninggal beberapa hari sebelumnya. Menurut Nur Bayah, almarhum memang dikenal sebagai sosok yang tertutup dan hanya akrab dipanggil “Pak Le” oleh warga sekitar. Meski begitu, ia dikenal sebagai pedagang kecil yang menjajakan peniti, jarum, pentul, dan sisir.
“Kami tidak tahu nama lengkapnya, karena sejak tinggal di sini memang tidak pernah memberitahu namanya. Kami cuma panggil Pak Le,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian. Jenazah telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli