Curhat Pengusaha Kayu Ilegal Diculik Orang yang Mengaku-ngaku Oknum

benuanta.co.id, Tarakan – Seorang pengusaha kayu yang mengaku diculik pada Ahad, 2 April 2023 lalu kini muncul, dan mengaku sangat tertekan dengan aksi para pria tidak dikenal yang mengaku-ngaku oknum mendatanginya di pondok Gang Rukun dan melakukan jemput paksa hingga adanya intimidasi. Bagaimana cerita pengusaha kayu di Kelurahan Kampung Empat ini bisa dijemput paksa, benarkah gara-gara bisnis kayu ilegal?

AM (43) yang belakangan diketahui merupakan Andi Ami kini menajdi buah bibir lantaran usaha kayu yang ia jalankan. Tak sedikit isu yang bertebaran bahwa diculiknya AM lantaran banyak oknum yang ingin kebagian jatah setoran dari para pengusaha kayu.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2004 votes

Dikisahkan AM saat disambangi benuanta.co.id, belum lama setelah waktu berbuka puasa, ia dan anak buahnya duduk santai menikmati hidangan ringan menu berbuka di sebuah pondok di Gang Rukun, Kelurahan Karang Anyar Pantai.

Tak berselang lama, ia menyadari ada orang asing berada di balik pondok megenakan topi menyambanginya, dan meminta anak buah AM untuk menjauh. Lantas, pria bertopi pun meminta petunjuk kepada anak buah AM,”Ami yang mana,” tiru AM mengingat perkataan saat diwawancara pada Rabu, 5 April 2023 malam.

Setelah anak buah AM menunjukan posisinya, pria bertopi dan satu pria lainnya langsung duduk di kedua sisi AM secara sejajar. Keduanya mengenalkan diri dari Pengamanan Internal di Lingkungan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Paminal Mabes Polri).

Dengan suasana pondok yang gelap, Ami hanya bisa mengangguk tanpa melihat jelas dua lembar kertas berwarna putih yang ditunjukan oleh kedua petugas itu. Tak berselang lama, petugas itupun meminta telepon genggam di tangan Ami dengan agak sedikit memaksa.

“Jadi mereka bilang sini handphonenya dulu dia tarik dari tangan saya, dan minta saya buka kunci handphone saya. Jadi saya bilang minta maaf pak tidak bisa saya buka. Saya sudah gelisah, jalan ke depan karena agak ramai di depan supaya mereka jadi saksi kalau saya kenapa-kenapa,” ujar Ami.

Setelah terjadi drama antara dua orang yang mengaku petugas Paminal Mabes Polri itu, Ami pun dibawa untuk masuk ke dalam mobil berwarna putih. Dengan rasa bimbang, ia pun pasrah untuk ikut masuk ke dalam mobil sambil meminta anaknya yang kebetulan ada di pondok untuk ikut dengan dirinya.

Sepengamatan AM, saat memasuki mobil sudah ada dua pria lainnya menunggu di dalam mobil. Orang tak dikenal ini masih coba mengintimidasi dengan meminta anak Ami mematikan ponsel miliknya. AM sengaja membawa anaknya, lantaran dirinya sendiri sudah tidak tahu apakah masih selamat atau tidak di malam penuh ketegangan itu.

Setelahnya mobil yang dinaiki Ami pun berjalan dan membawa Ami ke sebuah hotel di Jalan Kusuma Bangsa. Tak berdaya, Ami hanya bisa mengikuti kemauan orang tersebut sambil menaiki lift untuk menuju ke satu kamar khusus.

Drama pun kembali terjadi, Ami tak langsung dibawa ke kamar melainkan ke sebuah ruangan yang terdapat satu meja dan sebuah kursi panjang. Ia mengaku duduk bersama petugas yang mengaku sebagai Kepala Unit (Kanit) dan mengibaratkan dirinya dokter.

“Saya ini mas, ibaratnya dokter. Kita mau cari supaya orang sakit ini obatnya apa,” tiru AM mengulangi perkataan orang tak dikenal yang meminta kunci ponselnya.

Lantaran terdesak, AM akhirnya membuka kunci ponselnya karena tak ingin hal – hal di luar dugaannya terjadi. Terlebih, anaknya yang dia bawa pun sudah terpisah dengannya. Pikiran AM pun tak karuan malam itu.

Berita Terkait : 

Saat dirinya dibawa masuk ke kamar hotel, terdapat lagi satu orang yang datang seusai mengambil handphone milik istrinya di kediamannya Jalan Sei Sesayap, Kelurahan Kampung Empat. Ia pun sempat kecewa, lantaran istri dan anaknya turut dilibatkan dalam persoalan ini.

Ia sudah menduga dengan jelas jemput paksa yang dilakukan orang tidak dikenal yang mengaku oknum ini dikarenakan bisnis kayu yang dia jalankan. Pertanyaan pun dimulai dari orang – orang yang ada di dalam kamar hotel itu. AM tak berdaya dan menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan fasih.

“Intinya pertanyaannya soal setoran. ‘Kamu setor berapa ke Polres’ saya jawab ‘Tidak ada pak’. Saya ditekan terus sampai akhirnya saya jawab semuanya,” tutur Ami.

Interogasi yang dilakukan beberapa petugas itu tak sampai berlangsung 1×24 jam. Ia pun dikembalikan dikediamannya pada Senin, 3 April 2023 subuh. Saat kembali ke rumahnya, ia sudah tak menemui istrinya, Cici. Saat itu Cici sudah melaporkan terkait dugaan penculikan suaminya yang dilakukan oleh orang tak dikenal ke Polres Tarakan.

Ami melanjutkan, istrinya turut tertekan atas kejadian yang menimpa dirinya ini. Tak seharusnya orang yang mengaku aparat mengancam keluarganya yang tak tahu menahu soal bisnis kayu miliknya.

Diakuinya, bisnis kayunya ini yang selama ini ia jalankan memang tidak berizin. Hal ini dikarenakan mayoritas pihak pengusaha kayu tak tahu menahu soal perizinan. Ia pun meminta kepada pemerintah untuk dapat memfasilitasi para pengusaha kayu soal perizinan yang legal. Terlebih, pasokan kayu di Tarakan sendiri memang dipenuhi oleh pengusaha kayu yang tak berizin. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Nicky Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *