benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Canangkan program optimalisasi lahan pertanian bersama Pemerintah Pusat, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) wacanakan peningkatan produksi pertanian lokal di wilayah Kaltara.
Kepala DPKP Kaltara, Heri Rudiono melalui Kabid Sarana dan Prasarana DPKP Kaltara, Ramadani menjelaskan program optimalisasi lahan pertanian ini ialah program yang bertujuan mempercepat proses tanam dan panen lahan pertanian.
“Program ini bantuan langsung dari pemerintah pusat dan dengan optimalisasi lahan ini, kita mengejar produksi hasil tani. Lahan yang biasanya panen hanya sekali, kita buat menjadi dua kali dalam satu tahun dan yang sudah dua kali panen, maka kita optimalkan bisa tiga kali panen dalam setahun,” kata Ramadani, pada Ahad, 13 April 2025.
Ia mengungkapkan saat ini sekitar 15 ribu lahan tani yang ditargetkan dapat dioptimalisasi di Kaltara. Hingga saat ini, Ramadani mengaku baru 40 persen lahan yang mampu dioptimalisasi.
“Saat ini yang sudah berkontrak dengan petani serta sudah memulai optimalisasi lahannya baru sekitar 4.100 hektare lahan pertanian. Jadi memang masih jauh dari target kita,” lanjutnya.
“Oleh sebab itu dalam mencanangkan optimalisasi lahan ini, DPKP Kaltara terus bersinergi dengan TNI-Polri yang ada di Kaltara karena mereka juga punya program membantu penguatan tangan daerah,” ujarnya.
Meski demikian, Ramadani mengaku tetap optimis dengan capaian program optimalisasi lahan. Dimana ia menargetkan 15 ribu lahan pertanian di Kaltara dapat dioptimalisasikan.
“Targetnya tetap 15 ribu ha karena ini juga program dari pemerintah pusat, sehingga baik kebutuhan petani dan lainnya sudah dapat kita pastikan untuk tersedia,” pungkasnya.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Nunukan telah melakukan sejumlah persiapan pelaksanaan program Optimasi Lahan (Oplah) sejak Maret 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Nunukan, Muhtar, menjelaskan bahwa pihaknya telah melaksanakan Survei Investigasi dan Desain (SID) yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian pada akhir Desember 2024 lalu. Hasil SID tersebut telah diterbitkan untuk tiga wilayah, yakni Binusan, Mansapa, dan Tanjung Harapan.
“Saat ini kita sedang dalam tahap persiapan pelaksanaan di lapangan, khususnya untuk normalisasi saluran-saluran air dan perbaikan pematang yang rusak sesuai dengan hasil SID yang telah disusun. Kita juga sudah menerima Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta gambar desain dari pusat,” kata Muhtar, Ahad (13/4).
Nunukan mendapatkan target pelaksanaan Oplah seluas 4.448 hektare. Namun setelah dilakukan survei dan perencanaan di lapangan, ditemukan bahwa sebagian lahan tidak memenuhi syarat karena telah ditumbuhi tanaman kayu dan sawit. “Jadi dari total target, yang bisa dikerjakan hanya sekitar 3.384 hektare yang masuk dalam kategori lahan baku sawah, dan itu sudah ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN,” jelasnya.
Adapun anggaran pelaksanaan Oplah yang telah disetujui melalui SID adalah sebesar Rp 4.600.000 per ha.
Dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan kualitas dan hasil pertanian di Kabupaten Nunukan dapat meningkat secara signifikan, sekaligus mendorong ketahanan pangan daerah. (*)
Reporter: Osarade/Darmawan
Editor: Ramli