Inflasi Naik, Kredit Tumbuh dan Sistem Pembayaran Digital Meningkat di Kaltara

benuanta.co.id, TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara merilis perkembangan terkini terkait inflasi, kinerja perbankan, sistem pembayaran, dan pengelolaan uang rupiah untuk periode Maret 2025. Data menunjukkan inflasi di wilayah ini mengalami peningkatan, namun tetap terkendali seiring dukungan berbagai strategi pengendalian harga.

Berdasarkan press release bulanan, inflasi gabungan tiga kabupaten/kota IHK di Kalimantan Utara pada Maret 2025 tercatat sebesar 2,16% secara month-to-month (mtm), dan 1,24% secara year-on-year (yoy), lebih tinggi dari angka nasional 1,03%.

“Inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh naiknya tarif listrik dan harga komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan bawang merah,” demikian tertulis dalam siaran pers KPwBI Kaltara.

Kenaikan tarif listrik menyumbang andil inflasi sebesar 1,78% akibat berakhirnya kebijakan diskon 50% untuk pelanggan daya di bawah 2.200 VA yang berlaku hanya selama Januari hingga Februari 2025.

“Normalisasi tarif listrik setelah diskon menjadi faktor utama lonjakan kelompok Perumahan, Air, dan Listrik,” jelas KPwBI.

Baca Juga :  Telkomsel Dorong Inovasi Digital dengan AI

Curah hujan tinggi pada awal tahun turut menurunkan produksi cabai rawit, yang berdampak pada harga di tengah tingginya permintaan selama bulan Ramadan.

“Kondisi cuaca yang kurang mendukung menjadi penyebab turunnya hasil panen cabai,” sebut laporan tersebut.

Selain itu, harga emas perhiasan juga meningkat karena ketidakpastian global akibat kebijakan tarif Amerika Serikat. Meski terdapat tekanan dari luar negeri, seperti gangguan rantai pasok akibat kebijakan tarif impor AS, inflasi tetap dalam koridor aman berkat upaya TPID.

“TPID Kaltara terus bersinergi menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K,” tulis KPwBI, merujuk pada keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Untuk mendukung pengendalian inflasi, telah dilakukan 220 kegiatan pasar murah, penerapan irigasi tetes untuk cabai, hingga edukasi belanja bijak melalui media sosial dan radio.

Baca Juga :  Kaltara Berikan Kontribusi 8,10 Persen Terhadap PDRB Pulau Kalimantan

“Salah satu strategi efektif kami adalah mendorong diversifikasi konsumsi produk olahan lokal,” terang KPwBI menekankan pentingnya komunikasi dalam menjaga ekspektasi masyarakat.

Di sektor perbankan, kinerja kredit tetap kuat dengan pertumbuhan 23,87% yoy pada Februari 2025, meski Dana Pihak Ketiga (DPK) terkontraksi tipis -0,04%. Kredit investasi mencatat lonjakan signifikan sebesar 45,20% yoy.

“Seluruh jenis kredit tumbuh positif, termasuk Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi,” tertulis di laporan tersebut.

Sektor rumah tangga masih mendominasi penyaluran kredit dengan porsi 30,70%, disusul industri pengolahan yang melonjak 156,65% yoy. Kredit untuk UMKM pun terus tumbuh sebesar 4,21%, dengan sektor perdagangan menyerap porsi terbesar.

“Pertumbuhan ini didukung kualitas kredit yang sehat, tercermin dari NPL rendah di angka 1,08%,” tegas BI.

Sementara sistem pembayaran digital juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Nilai transaksi BI-Fast di Maret 2025 mencapai Rp3,40 triliun, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Jumlah merchant QRIS pun naik menjadi 99.536 dengan 123.162 pengguna, meningkat dari posisi Desember 2024.

Baca Juga :  Kaltara Berikan Kontribusi 8,10 Persen Terhadap PDRB Pulau Kalimantan

“Volume transaksi BI-Fast mencapai 1,64 juta, mencerminkan adopsi digital yang semakin meluas,” tulis BI.

Di sisi lain, arus uang keluar (outflow) dari KPwBI Kaltara pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp482,01 miliar, meningkat 119,54% yoy. Sementara arus masuk (inflow) hanya sebesar Rp55,06 miliar.

“Net outflow mencapai Rp426,95 miliar, menunjukkan tingginya kebutuhan uang tunai selama periode tersebut,” ungkap laporan tersebut.

KPwBI terus melakukan dropping dan penarikan uang tidak layak edar melalui tiga Kas Titipan (Tanjung Selor, Malinau, Nunukan) untuk memastikan kualitas uang beredar tetap terjaga.

“Kami memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi layak edar,” tutup KPwBI dalam siaran resminya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *