benuanta.co.id, NUNUKAN – Potensi rumput laut di Nunukan kian hari kian menjanjikan, hal itu dibuktikan dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani dan pelaku usaha rumput laut di Kabupaten Nunukan.
Namun disayangkan dengan produksi rumput laut mencapai 5.000 ton per bulan itu, tidak disertai dengan kualitas yang baik. Hal ini disebabkan penanganan pasca panen yang kurang memadai, sehingga mempengaruhi kestabilan harga di tingkat petani.
Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Nunukan, Sabri, mengatakan berencana akan mengaktifkan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk memberikan solusi bagi para petani atau pelaku usaha, terutama kelompok tani, koperasi dan UKM, dalam penanganan pascapanen dan pemasaran.
“Kita sebenarnya punya gudang, itu kan dapat kita gunakan sebagai sistem resi gudang,” kata Sabri, Sabtu (20/5/2023).
Sudah ada beberapa investor yang sudah mengajukan untuk pengelolaan resi gudang namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pihaknya juga akan melakukan koordinasi ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan selaku pemberi ijin dalam pengelolaan gudang dalam sistem resi gudang.
Selain itu, Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah menyambut baik rencana pemanfaatan gudang dengan sistem resi gudang dalam pasca panen dan pemasaran rumput laut. “Kita akan mensosialisasikan dan mengedukasi terlebih dahulu kepada petani rumput laut dan semua pihak yang terlibat dalam usaha rumput laut terkait manfaat SRG,” terangnya.
Lanjutnya, koordinasi dengan kementerian juga harus dilakukan terkait masalah SRG, agar nantinya kegiatan ini bisa berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi penggunaannya.
Kata Hanafiah manfaat yang didapat dengan menggunakan sistem resi gudang adalah stabilitas harga dan pembiayaan bagi kelangsungan usahakannya. Dia juga mengharapkan bagi petani maupun UMK dan pelaku usaha rumput laut mendapat profit yang maksimal dengan menggunakan jasa layanan sistem resi gudang.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli
