benuanta.co.id, NUNUKAN – Beberapa guru yang bertugas di daerah terluar, terdepan, tertinggal (3T) khususnya di Krayan mengeluhkan tidak lagi menerima dana tunjangan khusus.
Menanggapi hal itu, Kabid Ketenagaan Kurikulum Sastra dan Perizinan, Disdikbud Nunukan Asnawi, mengatakan tunjangan khusus ada klasfikasi desa yang sangat tertinggal. Tidak semua guru mendapatkan dana tunjangan khusus, harus melaui proaes prampingan. Ketika anggaran yang masuk tidak sesui dengan jumlah yang diusulkan.
“Semua guru yang berada di wilayah khusus sangat tertinggal semua kami usulkan, hanya saja ketika anggarannya kurang dan dicocokkan dengan angka di kementrian sehingga tidak semua bisa mendapatkan” kata Asnawi, Sabtu (13/5/2023).
Lanjut dia, pada saat pencairan biasanya ada yang tidak dapat dan ada yang dapat. Termasuk juga yang mendapatkan dana tunjangan khusus secara terus menerus di wilayah penghujung. Jika mendapatkan setahun secara terus menurus aka dilakukan penggeseran penerimanya.
Lanjut dia, ada lokasi prioritas khusus yang diberikan dengan mencocokkan anggaran dari pemerintah pusat. Dia juga berharap semua guru bisa terkaper di wilayah mereka bertugas di daerah terluar, terdepan, tertinggal (3T).
“Kami berdoa semua guru bisa terakomodir, kecuali guru-guru yang malas. Kemudian desanya berkembang yang tadinya sangat tertinggal menjadi desa tertinggal, atau menyesuaikan anggaran yang masuk,” jelasnya.
Ia menjelaskan, jika sudah empat tahun tidak lagi mendapatkan dana tunjangan khusus bisa terjadi karena pada saat perputaran namanya tidak lagi tercantum.
“Kalau 4 tahun tidak lagi mendapatkan seharusnya mereka berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, akan kami bantu apa penyebabnya tidak mendapatkan lagi dana khusus,” pungkasnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Yogi Wibawa