Tiga Pelajar Nunukan Wakili Kaltara di Ajang FLS2N 2024

benuanta.co.id, NUNUKAN – Tiga pelajar Sekolah Dasar (SD) 007 Nunukan wakili Provinsi Kalimantan Utara pada ajang FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) 2024.

Santi Darmayanti selaku pembina mengatakan, tiga siswa putri tersebut yakni Devi Geby Farmanda, Sofi Nur Aini, dan Siti Aisyah.

“Siswa kita ini menarikan Tari Dayak Desur Taga Na Metaout, tari inilah yang menghantarkan pelajar tersebut ke tingkat nasional dalam ajang FLS2N tahun 2024,” kata Santi.

Dikatakannya saat ini masih tahapan seleksi 37 provinsi di Indonesia untuk masuk ke-10 besar, untuk melaju ke 10 besar masing-masing provinsi diminta untuk membuat video tarian dan dikirim ke panitia di Jakarta.

Baca Juga :  SMAN 1 Sembakung Rutin Razia Bulanan Antisipasi Pelajarnya Bawa Rokok ke Sekolah

Menurutnya, ini merupakan kali pertamanya ada pelajar dari Kabupaten Nunukan yang mewakili Provinsi Kaltara ke tingkat nasional mengikuti FLS2N seni tari.

“Tentu ini sejarah buat Kabupaten Nunukan. Semoga siswi kita bisa mengharumkan nama sekolah, nama Kabupaten Nunukan, dan nama Provinsi Kaltara di tingkat FLS2N,” ungkapnya.

Dikatakannya, sebagai pembina, ia juga mengaku tidak menyangka tiga anak didiknya tersebut berhasil meraih juara satu dalam seleksi FLS2N tingkat Provinsi Kaltara. Padahal sebelumnya, seleksi tingkat Kabupaten Nunukan SDN 007 hanya memperoleh juara dua.

Baca Juga :  Kejari Nunukan Musnahkan Barang Bukti Berstatus Inkrah, Didominasi Kasus Narkotika

“Di tingkat Kabupaten kita juara 2, di tingkat Provinsi Kaltara kita juara 1 dan Alhamdulillah kita yang terpilih wakili Kaltara,” ucapnya.

Dikatakannya, cerita dibalik Tarian Adat Dayak Desur Tegana Metaout, tarian tersebut menceritakan seorang anak gadis Dayak Lundayeh yang memiliki kharisma dalam memainkan PUT (sumpit).

Selain kepiawaiannya dalam memainkan sumpit, gadis itu juga memiliki paras yang cantik. Aura magis perempuan suku Dayak menjadikan tarian ini memiliki daya tarik nan elok dan mempesona.

Tak hanya itu, instrumen musik tradisional seperti sampe, gendang, dan gong mengiringi gerakan para penari menciptakan suasana yang magis dan memikat. Setiap gerakan dalam tarian ini memiliki makna simbolis yang mendalam yang mencerminkan kehidupan sehari-hari suku Dayak.

Baca Juga :  47 PMI Bermasalah Lagi-lagi Dipulang dari Malaysia

Santi menyampaikan, tari bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga merupakan sarana untuk melestarikan dan menghormati tradisi dan leluhur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

“Tentunya harapan kita dengan keindahan dan kekayaan budayanya, tari ini bisa menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dibanggakan dan dilestarikan,” pungkasnya.(*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *