Iraw Ajang Pererat Silaturahmi Suku Tidung di Empat Serumpun

benuanta.co.id, NUNUKAN – Iraw Tidung Borneo Bersatu bertujuan untuk perekat silaturahmi antar suku Tidung yang ada di empat negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina, dan juga untuk melestarikan seni budaya yang saat ini sudah hampir tergerus oleh zaman.

Ketua Umum Iraw Tidung Borneo ke-3 di Desa Binusan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) H. Sura’i mengatakan, untuk menarik wisatawan manca negara agar bisa datang ke Kabupaten Nunukan sehingga roda perputaran perekonomian juga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

“Iraw kita sudah buka pada Sabtu (20/7) malam, untu peserta itu ada sekitar 2.500 orang, ada perbedaan di tahun lalu,” kata H. Sura’i, Ahad 21 Juli 2024.

Baca Juga :  Kejari Nunukan Musnahkan Barang Bukti Berstatus Inkrah, Didominasi Kasus Narkotika

Peserta Iraw Tidung Borneo Bersatu membeludak dibandingkan tahun lalu, ini mencapai 2.500 orang, dengan begitu pihaknya juga menyiapkan rumah penduduk sebanyak 58 rumah termasuk tenda karena peserta tahun ini dua kali lipat.

Lanjutnya, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan hari jadi Kabupaten Nunukan yang ke 25 tahun, ini juga yang menyebabkan acara Iraw menjadi menarik, karena mengikutsertakan kontingan dari tiga negara di acara pawai budaya. “Belum tentu di wilayah lain bisa melaksanakan hal tersebut,” jelasnya.

Baca Juga :  SMAN 1 Sembakung Rutin Razia Bulanan Antisipasi Pelajarnya Bawa Rokok ke Sekolah

Selain itu, Pengarah Operasi Sekolah Adat Anak Negeri Sabah, Merotai di Kampung Jajung, Tawau, Sabah, Malaysia, Abdul Mulik Bin Abdullah Sani, mengatakan bisa melihat secara langsung Iraw Tidung Borneo bersatu di Nunukan, Desa Binusan. Iraw selain mempertahankan adat istiadat suku tidung, sehingga anak-anak bisa membina keyakinan diri baik secara cerdas, berakal, dan berpikir jernih berdasarkan ilmu.

Baca Juga :  SMAN 1 Sembakung Rutin Razia Bulanan Antisipasi Pelajarnya Bawa Rokok ke Sekolah

“Adat adalah sesuatu yang sangat manis, indah dan memiliki rahasia dan misteri tersendiri, yang bisa dipahami orang yang intelektual,” jelasnya.

Dalam mempelajari adat bukan sekedar jadi bukan hanya mempertahankan adat saja, namun mengambil pendidikan adat itu menjadikan mereka seorang lebih berintelektual dan berpendidikan.

“Kita memiliki anak-anak generasi Tidung memiliki pendidikan yang lebih baik disamping memiliki adat yang sempurna,” ujarnya.(*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *