Terkendala BBM, Alat Berat Mulai Dikerahkan untuk Perbaikan Jalan di Krayan Selatan 

benuanta.co.id, NUNUKAN – Kurang lebih tiga pekan pasca dilanda bencana longsor, jalan utama penghubung Kecamatan Krayan Selatan dan Krayan Induk yang sempat terputus kini perlahan diperbaiki.

Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli mengatakan pemeliharaan jalan yang baru akan dilakukan ini lantaran tidak adanya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan digunakan untuk pengoperasian alat berat.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2121 votes

“Pengerjaannya sempat terhambat karena tidak ada BBM untuk alatnya,” ujar Oktavianus kepada benuanta.co.id, Senin (26/9/2022)

Baca Juga :  Lewat DPRD Nunukan Warga Minta Pemda Tata Ulang Pasar Yamaker Supaya Nyaman

Namun, terhitung sejak Senin ini (26/9), pengerjaan pada jalan yang terputus akan mulai dilaksanakan dengan membuat jalan baru.

“Hari ini alat beratnya baru mulai bergerak menuju titik longsor untuk melakukan pemeliharaan jalan dari Long Bawan menuju ke Lembudud terus ke Long Layu,” katanya

Pemeliharaan jalan ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Sebab, jalan tersebut merupakan aset jalan provinsi.

“Informasinya BBM untuk alat tersebut diangkut dengan mencarter pesawat dari Malinau ke Long Bawan,” ungkapnya.

Kendati pengerjaan jalan baru akan dilakukan pada hari ini, namun Oktavianus menyebut kondisi Krayan masih terisolir karena sulitnya mendapatkan BBM.

Baca Juga :  PKBM Lanuka Terus Fasilitas Hak Pendidikan WBP Lapas Nunukan 

Akibatnya stok BBM untuk mesin PLN mulai menipis sehingga jam operasionalnya yang biasanya selama 12 jam kini hanya 6 jam. Belum lagi BBM juga diperlukan untuk mobilisasi yang tentunya menghambat aktivitas masyarakat sehari-hari.

“Masyarakat di sini mayoritas petani, kalau mau ke sawah itu pasti menggunakan kendaraan. Belum lagi mesin untuk membersihkan rumput itu pakai BBM. Sedangkan BBM yang sempat masuk hanya 1,1 ton, itu dibagi untuk 13 desa dan masyarakat hanya dijatah 2 liter saja, mana cukup,” ungkapnya.

Tak ingin melihat kondisi tersebut berlangsung lama, Oktavianus berharap pihak SPBU bisa mendatangkan lagi pasokan BBM. Setidaknya dalam seminggu bisa dikirim dua hingga tiga kali sehingga kebutuhan masyarakat bisa tercukupi.

Baca Juga :  BPN Berdayakan Tanah Petani Rumput Laut di Nunukan

Sulitnya mendapatkan BBM juga berpengaruh terhadap harga sembako yang dijual tinggi oleh pedagang.

“Pedagang datangkan barang sendiri dari Krayan Induk, karena jalan yang masih susah dilalui dan BBM yang langka harga sembako makin tinggi. Contohnya gula sebelum longsor itu harganya Rp 45 ribu per kg, sekarang sudah Rp 50 ribu,” jelasnya.

Oktavianus berharap, musibah yang terjadi di Krayan Selatan bisa segera terselesaikan sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali seperti semula. (*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *