TARAKAN – Seperti yang diketahui, sebanyak 8 pasien positif Covid-19 di Tarakan merupakan bagian dari 37 Jemaah Tabligh Akbar yang sempat dipulangkan setelah menjalani isolasi di Gedung Olahraga (GOR) Sport Center Tarakan, Selasa 31 Maret yang lalu.
Hal ini mengundang pertanyaan publik, mengapa para jemaah dipulangkan dalam kurun waktu 2 hari. Para jemaah sendiri melakukan isolasi di GOR dari Ahad 29 Maret 2020, namun pada Selasa 31 Maret 2020 para jemaah sudah dipulangkan. Sedangkan menurut protap isolasi dilakukan selama 14 hari.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kota Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes menjelaskan penyebabnya. “Para jemaah memang dipulangkan, namun bukan dilepaskan apalagi dibebaskan, tetap dipantau oleh tim gugus tugas,” ujarnya saat diwawancarai, Senin 6 April 2020.
dr. Devi lanjut menjelaskan, para Jemaah Tablig Akbar juga dipulangkan dengan dibekali Surat Keterangan Karantina oleh Dinas Kesehatan Kota Tarakan, dan melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.
“Diperintahkan untuk isolasi diri di rumah selama 14 hari, para jemaah juga berjanji akan melakukannya dan tidak berkeliaran atau melakukan kontak dengan siapapun selama masa isolasi,” jelasnya.
“Karena itu para jemaah diperbolehkan pulang, tentunya harus dengan mematuhi perintah isolasi diri oleh tim gugus tugas,” tambahnya.
Melihat 8 jemaah Tablig Akbar saat ini dinyatakan positif Covid-19, sebanyak 25 Jemaah lainnya yang sempat dipulangkan, dipanggil kembali dan melanjutkan isolasi di GOR Tarakan sejak kemarin sore.
“Fasilitas di GOR sendiri sudah mumpuni, terdapat kamar mandi, listrik, dan makanan dengan gizi seimbang. Namun dari hasil pantauan tim gugus tugas, ada beberapa jemaah yang menunjukan gejala yang nantinya akan dirawat di Rumah Sakit Kota Tarakan (RSKT),” bebernya
“Siang ini dilakukan pemeriksaan kepada 25 jemaah di GOR, dan seluruhnya akan melakukan pemeriksaan swab. Kami akan melakukan yang terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Tarakan,” tutupnya.(*)
Reporter : Matthew Gregori Nusa
Editor : M. Yanudin