benuanta.co.id, TARAKAN – Seorang guru honorer yang sudah mengabdi selama 18 tahun mengikuti perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan keadaan stroke sehingga harus menggunakan kursi roda.
Hal ini dialami Siti Fuji Astuti yang merupakan merupakan guru honor yang telah mengabdi sebagai pengajar di SDN 023 Kota Tarakan selama 18 tahun. Perempuan berusia 37 tahun tersebut, keinginan mengikuti tes dalam keadaan sakit stroke ringan yang dirasakannya dua minggu menjelang tes PPPK.
Dengan menggunakan kursi roda, ia harus didampingi oleh adiknya Wiwik. Hal ini dikarenakan Siti tidak dapat berbicara karena sakit yang ia alami. Kata Wiwik, ia memang sengaja datang ke BKN untuk mendampingi kakaknya mengikuti tes PPPK karena melihat kondisi kakaknya yang memang membutuhkan pendamping.
“Beliau ini ujiannya harusnya tanggal 22 November 2023 ujiannya, tapi beliau memang sebelumnya sudah berapa kali pindah rumah sakit, dan terakhir di RSUD dr. H. Jusuf SK,” ujarnya.
Lanjutnya, Siti yang sudah mengabdi selama 18 disekolah yang sama, sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat penyakit apapun namun, tiba-tiba saat itu ia merasa sakit dan pusing serta lemas di badan. Bahkan sempat jatuh tidak sadarkan diri. Ia pun langsung dirujuk ke dokter dan diperiksa. Dari hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosis Siti mengalami stroke ringan.
“Bisa dibilang stroke ringan di sebelah kanan tidak bisa tapi sebelah kiri masih bisa merasa. Jadi jalan harus dipapah,” jelasnya.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Siti untuk mengikuti perekrutan PPPK berbekal dukungan dari suami, anak dan saudaranya. Pihaknya yakin dapat melalui semua tes dengan baik, ditambah persiapan matang yang ia sudah siapkan dari jauh hari.
“Saya yakin bisa jawab. Kalau tahun kemarin ikut tapi tidak lolos. Tapi hari ini saya yakin bisalah karena kan sebelum-sebelumnya sudah belajar pasti dan bisa jawab,” pungkasnya.(*)
Reporter: Sunny Celine
Edisi: Ramli