Perkembangan Cukup Signifikan, Gubernur Minta Produksi Sektor Kelautan dan Perikanan Ditingkatkan Lagi

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memaparkan perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidaya di Provinsi Kaltara mengalami trend kenaikan yang signifikan.

Data yang ada pada tahun 2021, produksi perikanan tangkap di Kalimantan Utara sebesar 33.699 ton, hal tersebut diungkapkan Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang jika mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

“Produksi perikanan tangkap kita naik sebesar 30 persen dari pada tahun 2020 yang hanya 25.804 ton, selain itu rata-rata laju pertumbuhan produksi perikanan tangkap selama 5 tahun terakhir adalah 14,79 persen, dengan nilai produksi mencapai Rp 890 miliar,” ujar Zainal kepada benuanta.co.id, Kamis 29 Desember 2022.

Baca Juga :  Bonus Hari Raya Tak Sesuai, Driver Ojol Protes Aplikator

Dia melanjutkan, untuk produksi perikanan budidaya pada tahun 2021 angkanya sebesar 642.010 ton, naik sebesar 21 persen dibandingkan tahun 2020 hanya 536.899 ton. Sementara rata-rata laju pertumbuhan produksi perikanan budidaya selama 5 tahun terakhir adalah 9,18 persen, dengan nilai produksi mencapai Rp 2,52 triliun.

Namun begitu, kata mantan Wakapolda Kaltara ini, masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada sektor kelautan dan perikanan di antaranya pada bidang perikanan tangkap Kaltara yang masuk di Wilayah Pengelolaan Perikanan Nasional Republik Indonesia (WPPNRI) 716 dengan kuota penangkapan 626.045 ton pertahun.

“Namun pada tahun 2021 produksi perikanan tangkap hanya sebesar 33.699 ton pertahun, yang artinya Provinsi Kaltara hanya mampu mengeksploitasi sebesar 50 dari kuota penangkapan yang telah ditentukan,” sebutnya.

Baca Juga :  Tenaga Pendidik Harapkan Program Insentif Guru Tidak Dihapus

Zainal lanjut menjelaskan, hal itu terjadi karena mayoritas kapal penangkapan ikan berukuran di bawah 10 Gross Ton (GT) dengan jumlah 9.893 unit dan beroperasi di bawah 6 mil laut, serta rendahnya keterampilan nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap ikan.

Kemudian pada bidang perikanan budidaya berdasarkan hasil pemetaan data tambak, luas tambak di Kaltara adalah 129.000 hektare.

“Sementara data luas tambak yang aktif adalah 15.000 hektare, dengan jumlah nelayan pembudidaya sebanyak 4.746 nelayan, artinya baru termanfaatkan sebesar 20 persen,” tuturnya.

Baca Juga :  Ikuti Arahan Pusat soal Efesiensi, Pemprov Kaltara hanya Jalankan Insentif Guru Jenjang SMA/SMK dan SLB

Selanjutnya produksi budidaya kepiting masih rendah yaitu 33 ton pertahun, sehingga perlu dilakukan penelitian atau pengembangan lebih lanjut. Kemudian kebutuhan benur untuk menunjang budidaya di Kaltara pertahun mencapai 9 miliar, sementara yang dapat dihasilkan baru sekitar 20 persen.

“Ini dapat terjadi karena tambak tradisional belum ada sentuhan teknologi. Kemudian permintaan pasar yang tinggi terhadap udang windu, bandeng dan kepiting. Sedangkan permasalahan benur, hal ini terjadi karena belum adanya balai benih udang di Kaltara,” pungkasnya. (*)

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *