Menpora Harap Mahasiswa Harus Punya Daya Saing, Tak Cukup Jika Hanya Mengandalkan Ijazah

benuanta.co.id, Makassar – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali berharap mahasiswa harus memiliki daya saing dan memiliki kapasitas
mumpuni. Itu disampaikan Menpora Amali ketika mengisi kuliah umum di Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar, di Baruga Profesor Baharuddin Lopa, Selasa, (23/8).

Dia mengatakan mahasiswa merupakan agen perubahan. Oleh karena itu, harus memiliki bekal yang sebelum terjun ke dunia kerja.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2135 votes

“Anda harus punya kemampuan lain. Harus kreatif, punya inovasi dan punya kemandirian serta berdaya saing. Setelah keluar dari perguruan tinggi, di situlah ujian bagi Anda,” kata Zainuddin.

Ilmu yang didapatkan di bangku kuliah, kata Zainuddin, belum cukup apabila tidak memiliki sikap kreatif, inovatif dan berdaya saing. Hal itu mengingat setelah lulus di bangku kuliah, akan bersaing dengan alumni perguruan tinggi lain, baik dari dalam dan luar negeri.

Zainuddin menyampaikan bahwa tak sedikit lulusan perguruan tinggi yang akhirnya menganggur karena tidak memiliki daya saing. Hal itu diperparah dengan tidak adanya modal skill yang dibutuhkan saat memasuki dunia kerja.

“Banyak banyak lulusan menjadi pesaing Anda. Oleh karena itu, harus disiapkan sejak mahasiswa. Anda harus kreatif, inovatif, dan Anda harus sudah membiasakan diri untuk mandiri,” ujar Zainuddin.

Zainuddin menekankan bahwa perguruan tinggi adalah tempat untuk menimba ilmu. Tapi ujian sesungguhnya adalah saat mereka keluar dari dunia kampus. Maka dari itu, kata dia, mahasiswa harus mempersiapkan diri dari sekarang.

“Tidak cukup hanya mengandalkan ijazah. Tetapi harus ditambah dengan kemampuan-kemampuan lain, keterampilan lain sehingga mereka mampu bersaing di luar sana,” kata Zainuddin.

Daya saing ini sangat diperlukan mengingat bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045. Artinya, sebanyak 70 persen penduduk Indonesia ada di kelompok usia produktif yaitu 15-64 tahun. Selebihnya yakni 30 persen merupakan penduduk tidak produktif yaitu usia 14 tahun dan usia di atas 65 tahun.

Zainuddin juga menekankan bahwa lulusan perguruan tinggi tak selamanya harus bekerja di perusahaan atau instansi pemerintah. Mereka juga bisa didorong memiliki jiwa enterpreneur atau wirausaha.

Dengan begitu, mereka tidak melulu terpaku sebagai job seeker atau pencari kerja tanpa kepastian. Namun mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru jika mereka berwirausaha.

“Mahasiswa yang punya minat enterpreneur kita dorong terus. Kita adakan pendampingan. Ada fasilitas atau modal awal untuk mereka. Kita siapkan supaya tidak tergantung kepada orang lain. Saya harapkan menjadi job creator, penyedia lapangan kerja,” imbuh Zainuddin.(*)

Penulis : Akbar

Editor : Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *