benuanta.co.id, NUNUKAN – Dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas yang dapat diukur melalui devisa yang dihasilkan serta mendorong swasembada pangan, Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, melakukan kunjungan kerja ke Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Kunjungannya didampingi Pelaksana Fungsi Ekonomi dan Protkons I mengunjungi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Sebatik di Desa Sungai Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, Selasa, 25 Februari 2025.
SKPT Sebatik didirikan pada 2019 di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki peran strategis dalam mendukung kedaulatan wilayah perbatasan dan menggerakkan perekonomian masyarakat melalui sektor kelautan dan perikanan.
Aris juga menyaksikan layanan perizinan kapal perikanan serta meninjau fasilitas seperti integrated cold storage (ICS) dan ice flake machine, yang mendukung operasional perikanan.
Dalam pertemuan dengan Koordinator SKPT Sebatik, Supratmoko, dan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Nunukan, Suhadi, mereka membahas berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat dalam tata kelola budidaya rumput laut, yang menjadi sektor andalan di Sebatik.
Hingga saat ini yang menjadi kendala budidaya rumput laut, adalah perizinan, standarisasi, dan harga. Banyak pembudidaya yang belum memiliki izin, yang berpotensi menimbulkan konflik terkait kepemilikan lahan.
Ketiadaan standar kualitas membuat sulitnya memastikan kadar air yang uniform dalam produksi rumput laut. Apalagi, harga jual rumput laut mengalami penurunan drastis dari Rp40.000/kg menjadi Rp10.000–Rp12.000/kg, merugikan para pembudidaya.
Diketahui bahwa penurunan harga ini dipengaruhi oleh monopoli pembelian oleh perusahaan besar di Makassar yang mengendalikan harga melalui perantara lokal.
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah memanfaatkan peluang perdagangan lintas batas dengan Tawau, Malaysia. Saat ini, Tawau mulai memiliki industri pengolahan rumput laut yang menggunakan bahan baku dari Semporna, Malaysia.
Dengan meningkatnya kapasitas produksi di Tawau, terbuka peluang ekspor langsung dari Sebatik ke Tawau, yang lebih menguntungkan dibandingkan hanya mengandalkan pembeli di Makassar atau Surabaya.
“Kami akan mendorong realisasi perdagangan rumput laut lintas batas sebagai salah satu bentuk kerja sama ekonomi perbatasan. Konsulat RI Tawau siap memfasilitasi kerja sama ini, baik dengan pihak berwenang di Indonesia maupun Malaysia,” kata Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, Rabu (26/2/2025).
Menurutnya, dengan adanya alternatif pasar, para pembudidaya rumput laut di Sebatik dan Nunukan tidak akan lagi bergantung pada satu pembeli saja.
“Hal ini akan membantu mereka mendapatkan harga yang lebih kompetitif dan sesuai dengan mekanisme pasar,” pungkasnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina