benuanta.co.id, NUNUKAN – Hampir 2 bulan sejak 1 Januari hingga akhir Februari, warga di Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan mengeluhkan sulitnya memperoleh air bersih. Terutama dari layanan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Taka yang tak mengalir akibat kekeringan.
Air bersih merupakan kebutuhan dasar masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mencuci hingga air minum. Nah, krisis air di Nunukan ini juga berdampak bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pasalnya mereka sempat tutup warung.
Riah, pelaku UMKM di Nunukan mengatakan, sudah hampir dua bulan air mengalir secara bergiliran dengan jeda waktu cukup lama hampir satu pekan tidak mengalir.
“Ini sudah sering terjadi setiap tahun tapi ini yang paling terasa kekeringannya,” kata Riah kepada benuanta.co.id, Selasa, 27 Februari 2023.
Kata Riah, karena air sulit dia sempat tidak berjualan selama 5 hari. “5 hari tidak berjualan, karena tidak ada air,” jelasnya.
Riah menggantungkan perekonomiannya dengan usaha berjualan di warungnya. Padahal dalam sehari dia bisa mendapatkan penghasilan Rp300.000 dari berjualan.
Selain itu, Perumda Air Minum Tirta Taka, melakukan kegiatan membagikan air bersih kepada masyarakat selama beberapa hari terakhir. Khususnya untuk wilayah Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan.
Direktur Perumda Air Minum Tirta Taka, Masdi mengatakan, kegiatan ini merupakan arahan Bupati, Wakil Bupati, serta Sekda agar melakukan pembagian air bersih ke masyarakat.
Apalagi di tengah kondisi suplai air baku yang belum stabil akibat rendahnya curah hujan sejak awal 2024 ini.
“Tim turun langsung ke sejumlah titik yang memang membutuhkan pelayanan air bersih. sekarang pengaruh El-Nino dan memang curah hujan sangat minim. Apalagi wilayah kita merupakan area kepulauan, sehingga sangat bergantung pada curah hujan untuk suplai air baku,” pungkasnya.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli