benuanta.co.id, NUNUKAN – Aliran listrik ke RSUD Nunukan diputuskan pihak PLN lantaran RSUD terlambat membayar biaya beban listrik yang digunakan, yang jatuh tempo setiap tanggal 21 pada setiap bulannya. Manajer ULP PLN Nunukan, Fery Kurniawan, enggan memberikan keterangan banyak terkait pemutusan listrik di RSUD Nunukan, hanya menyebutkan kejadian itu merupakan miskomunikasi, namun sudah diselesaikan.
“Ini hanya miskomunikasi dan sudah dianggap selesai,” kata Fery Kurniawan.
Selain itu, Direktur RSUD Nunukan, dr. Dulman juga membenarkan terjadi keterlambatan pembayaran biaya beban listrik PLN yang digunakan oleh RSUD Nunukan.
Atas pemutusan yang dilakukan pihak PLN Nunukan, menyebabkan salah seorang pasien anak dalam perawatan sempat membuat panik dokter yakni dr. Soleh, karena mengalami kritis lantaran peralatan medis yang digunakan tidak berfungsi akibat tidak ada aliran listrik.
“Saya sempat dihubungi dokter Soleh, menyampaikan kondisi pasien anak yang mengalami kritis tersebut,” kata dr. Dulman.
Dia juga menjelaskan keterlambatan yang terjadi karena pada saat bersamaan, pihaknya harus mengeluarkan biaya besar untuk dua kebutuhan, yakni persiapan membayar tagihan listrik sebesar Rp 145 juta dan kebutuhan mendesak untuk membayar obat-obatan yang dibeli sebesar Rp 300 juta. Sedangkan dana kontan yang ada pada pejabat Bendahara RSUD saat itu hanya Rp 400 juta.
Untuk meminta kelonggaran waktu penundaan waktu pembayaran pada Jumat (19/5/2023) pagi, Dulman menghubungi Fery Kurniawan melalui sambungan telepon, meminta waktu hingga pada kamis (25/5/2023), baru akan melakukan pembayaran sembari menunggu dana masuk dari klaim layanan BPJS ke RSUD Nunukan.
“Saya meminta kebijakan dari ULP PLN Nunukan agar tidak memutuskan sambungan listrik karena dengan pertimbangan vitalnya kebutuhan sarana di RSUD,” jelasnya.
Tidak mendapat jawaban sehingga, dia sempat mencoba menghubungi via telepon pimpinan Bankaltimtara Pusat untuk terlebih dahulu meminta izin dilakukan transaksi pada hari libur kerja, namun telepon tidak tersambungkan, sehingga belum bisa melakukan transaksi yang diminta.
Karena belum mendapatkan uang, pada akhirnya, pada ahad (21/5/2023) tenaga teknis lapangan PLN datang ke RSUD Nunukan melakukan pemutusan sambungan listrik di RSUD.
“Kami memohon lagi saat ada petugas lapangan PLN datang agar tidak diputuskan dengan pertimbangan risiko terhadap pelayanan pasien,” terangnya.
Lanjut dia, walaupun sudah bermohon petugas tetap melakukan pemutusan dengan janji setelah pelunasan tagihan listrik dibayar. Penyambungan Kembali akan segera dilakukan karena tenaga lapangan PLN juga memastikan mereka tetap berada di RSUD selama menunggu proses administrasi pembayaran berlangsung.
“Sekira sepuluh menit saja setelah sambungan listrik diputus, kami sudah menyelesaikan pembayaran listrik itu. Kenapa tidak ada toleransi waktu sesingkat itu dari PLN jika dibandingkan taruhan nyawa pasien yang sedang kami rawat,” jelasnya.
Dia juga menyayangkan hal itu bisa dilakukan pihak PLN, yang mana petugas lapangan PLN juga memastikan mereka tetap berada di RSUD, setelah pelunasan kembali pemasangan sambungan listrik, namun tidak siaga di tempat ternyata tidak ada terlihat.
Kurang 2 jam menunggu sambungan listrik terpasang kembali terhitung sejak diputuskan, sempat menelepon mantan pejabat Manajer ULP PLN Nunukan, Kristianto yang sudah beralih tugas ke PLN Tarakan meminta difasilitasi agar pemasangan listrik PLN segera disambungkan ke RSUD Nunukan.
“Alhamdulillah beberapa menit menghubungi pak Kristianto, petugas lapangan PLN datang memasang Kembali sambungan listrik yang telah mereka putuskan,” ujarnya.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli