Hari Lupus Sedunia, Kenali Ciri-cirinya

TARAKAN – Hari Lupus Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Mei merupakan momentum untuk menguatkan para pasien terdiagnosa lupus.

Lupus Erimatosus Sistemik adalah penyakit autoimun yang dapat menyerang banyak organ tubuh. Artinya, lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan sel yang sehat sehingga sel dalam tubuh mengalami kerusakan dan peradangan.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1553 votes

Penyakit autoimun ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik seperti lebih sering terjadi pada orang kembar mono zigot. Selain faktor genetik juga dapat disebabkan oleh hormon sehingga lebih mudah menyerang perempuan pada usia produktif.

Terdapat pula faktor lingkungan seperti merokok, menggunakan pewarna rambut, obat-obatan, makanan yang mengandung lemak jenuh, sinar ultraviolet dan lainnya.

“Penyakit lupus itu ada beberapa macam. Ada lupus kulit, lupus melatus yang terjadi pada bayi baru lahir. Biasanya itu didapat pada ibu-ibu yang disalurkan kepada bayi lewat plasentanya,” ucap Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr. H JSK, dr. Zainal Abidin, Sp.PD.

Adapun ciri-ciri orang yang terkena penyakit ini yaitu nyeri di persendian terutama pada persendian tangan dan kaki. Namun, nyeri persendian ini bersifat sementara saja. Terdapat ciri yang paling jelas yakni ruam muncul pada wajah berbentuk kupu-kupu. Tanda lain orang terkena lupus juga membuat orang mudah lelah, meskipun aktivitas yang dilakukan setiap harinya tidak terlalu berat.

“Jadi sering dikenal ruam kupu-kupu. Ada butterfly. Biasanya membekas pada wajah dan bisa bersifat permanen. Bisa parah kalau terpapar sinar matahari,” sambungnya.

Dokter Zainal menyebut, secara laboratorium lupus sering terjadi dan mengganggu sistem kerja ginjal. Terlebih jika terlihat trombosit yang kurang dari 100.000 atau lekosit yang kurang dari 4.000.

“Kalau dibilang bisa sembuh 100 persen itu kita butuhkan pemeriksaan yang lebih kompleks. Apalagi lupus ini melibatkan organ tubuh yang cukup banyak. Kita tidak bisa tentukan apakah bisa sembuh 100 persen. Karena organ yang diserang cukup banyak,” bebernya.

Kendati tak mengetahui secara pasti pasien yang terdiagnosa lupus di Kaltara, ia menegaskan pasien tersebut sangat membutuhkan perhatian. Di hari Lupus Sedunia ia berpesan kepada masyarakat yang memiliki keluhan agar segera memeriksakan dirinya. Untuk pasien lupus sendiri, ia berpesan agar terus melakukan kontrol rutin terlebih saat perjalanan pengobatan terdapat keluhan.

“Seperti ada kemerahan di pipi secara permanen kami sarankan untuk segera periksa. Supaya komplikasi tidak terus berlanjut. Untuk pasiennya saya berpesan hidup sehat. Jangan biarkan komplikasi berlanjut terus,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *