benuanta.co.id, NUNUKAN – Harga rumput laut kering di Kabupaten Nunukan merosot menyentuh angka Rp 20 ribu per kilogramnya. Turunnya harga tersebut kembali dikeluhkan oleh sejumlah petani rumput laut.
Kamarudin, petani sekaligus pedagang rumput laut di Mamolo ini mengatakan, turunnya harganya rumput sudah terjadi sejak bulan Maret 2023.
“Akhir bulan Febuari lalu harganya masih bertahan di Rp 33 ribu per kilogram, tapi sejak Maret ini turun perlahan-lahan, total sudah turun Rp 13 ribu, sekarang hanya Rp 20 ribu per kilogram saja,” kata Kamarudin kepada benuanta.co.id, Ahad (26/3/2023).
Bahkan, ia mengaku jika sudah selama seminggu terakhir ini harga tersebut bertahan Rp 20 ribu.
Diungkapkannya, sejumlah faktor dinilainya menjadi penyebab turunnya harga rumput. Salah satunya saat ini tengah masuk dalam panen raya, sehingga stok rumput laut dari berbagai daerah melimpah.
Selain itu, faktor lainnya yakni pada kualitas rumput laut yang terletak pada kadar kekeringan rumput laut yang dikirim.
Kadar kering standar dari rumput laut Nunukan yang dikirim yakni 40-45 persen, namun ia menilai jika saat ini sudah ada peningkatan kadar yakni sudah mencapai 38-43 persen, namun kadar tersebut belum sesuai dengan kadar standar ekspor yakni 30-35 persen.
“Kita sebagai petani rumput laut jangan putus asa dan harus terus meningkatkan kualitas rumput kita, karena kualitas yang bagus bisa mempengaruhi kenaikan harga juga,” ungkapnya.
Disampaikannya, sebagai salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia, seharusnya peningkatan kualitas rumput laut juga harus diutamakan dan dijadikan perhatian bersama oleh petani rumput laut, sehingga harga rumput laut bisa stabil tanpa adanya penurunan harga yang disebabkan oleh kualitas rumput laut.
“Inilah pentingnya kita tingkatkan kualitas, kalau kualitasnya sesuai standar pasti harganya akan sesuai juga,”pungkasnya.(*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa