Dinkes Bulungan Upayakan Kasus DBD Tahun Ini Menurun

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulungan mencatat sepanjang tahun 2022 lalu ada 353 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi dan satu orang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bulungan, dr. Velix Toding Sima mengatakan bahwa jumlah kasus DBD sepanjang tahun lalu meningkat dibandingkan 2021.

“Yaitu ada 73 kasus dan satu orang meninggal dunia. Ini kalau dibandingkan tahun 2021, kasus DBD bisa meningkat tiga kali lipat sepanjang 2022,” ujarnya Jumat (13/1/2023).

Adapun faktor lainnya kata Velix, yaitu karena intensitas hujan yang tinggi pada tahun lalu mempengaruhi peningkatan kasus DBD di Bulungan.

“Sebab, banyak genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk aedes aegypti untuk berkembangbiak dan sebaran kasus merata di seluruh wilayah kecamatan,” ungkapnya.

Velix melanjutkan peningkatan kasus DBD, harus menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah.

“Untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat diminta untuk waspada dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M plus,” lanjutnya.

Diungkapkannya masyarakat harus terus memperhatikan menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi maupun ember, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Termasuk menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.

Kemudian memanfaatkan kembali daur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah.

“Bukan hanya dari sisi kesehatan saja. Masyarakat juga harus melakukan langkah antisipasi dengan melakukan gerakan 3M plus,” bebernya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD tahun ini, Dinkes Bulungan telah menyurati seluruh Puskesmas di Bumi Tenguyun agar berkoordinasi dengan lintas sektor.

“Kasus DBD ini akan selalu ada. Jadi, sekarang ini kita harus mengantisipasi hal itu apalagi sekarang ini intensitas hujan cukup tinggi,” imbuhnya.

Pihaknya juga masih mempertimbangkan melakukan fogging dengan berkoordinasi. Sebab hal itu merupakan pilihan terakhir.

“Karena, hal itu hanya akan membunuh nyamuk induk aedes aegypti. Sementara, jentiknya masih berpotensi untuk berkembangbiak. Lalu sekarang ini untuk fogging tidak kita rekomendasikan. Karena tidak akan menyelesaikan masalah,” sebutnya.

Sebab menurutnya hal terpenting yang dilakukan saat ini adalah melakukan melakukan gerakan 3M plus.

“Di sisi lain, pembagian bubuk abate kepada masyarakat juga tetap dilakukan. Kalau pembagian bubuk abate masih kita lakukan untuk mengantisipasi jentik nyamuk berkembangbiak,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Yogi Wibawa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2703 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *