benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Di momen peringatan Hari Lingkungan Hidup se dunia yang jatuh pada 5 Juni 2024, Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dianugerahi penghargaan Kalpataru, kategori penyelamat Lingkungan.
Makruf salah satu perwakilan MHA Punan Batu Benau mengatakan, saat ini kehidupan mereka yang bermukim di Gunung Batu Benau di Desa Metun Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, merasa terancam. Pasalnya, banyak hutan yang akan dijadikan perkebunan sawit sehingga ia dan penduduk lainnya merasakan kesulitan untuk mendapatkan makan dari sekitar hutan.
“Kami berharap agar bisa hidup seperti dulu, kami mau hutan ini diselamatkan untuk dilestarikan,”ucapnya, Rabu (12/6/2024).
Makruf mengakui, hampir 10 tahun sumber makanan yang ada di hutan tersebut sudah mulai berkurang, seperti ikan, madu, umbi-umbian, dan binatang buruan.
“Dengan hadirnya kami di sini. Inilah yang kami minta kepada pemerintah untuk dapat melestarikan hutan suku Punan Batu Benau,” sebut Makruf.
Terkait Pemerintah Kabupaten Bulungan akan membangun sekolah. Makruf merasa lebih cocok untuk sekolah rimbah ketimbang mendirikan sebuah bangunan sebeb kehidupan mereka yang selalu berpindah-pindah. Adapun jika ada masyakarat yang ingin datang berkunjung ke Desa Punan Batu Benau, ia meminta lebih dahulu untuk meminta izin sehingga penduduk d isana tidak merasa terganggu.
“Kalau masyakarat meminta izin kami tidak terganggu, tapi kalau tidak minta izin dan tiba-tiba datang kami memiliki perasaan yang berbeda apa maksudnya dan tujuan masyakarat untuk datang ke Desa Punan Batu Benau,” terangnya.
Saat ditanyai berapa jumlah penduduk Desa Punan Batu Benau, Makruf mengatakan terdapat 33 Kepala Keluar dengan total jiwa hampir ratusan, yang mana mereka mempunyai kebiasaan berpindah-pindah. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Nicky Saputra
