Puncak Arus Kapal Diprediksi Berlangsung hingga Januari 2023

benuanta.co.id, TARAKAN – Pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, arus penumpang kapal telah mengalami lonjakan sejak 16 Desember 2022. Terdapat dua armada yang melayani keberangkatan dan kedatangan dari PT. Pelni, yakni KM. Bukit Siguntang dan KM. Lambelu.

“Bukit Siguntang penumpang turun itu ada 985, penumpang naiknya 789. Kemudian Lambelu 1.580, ya artinya di tahun ini kenaikannya sekitar 10 persen,” ujar Kepala PT. Pelni, Eko Sudrajat, Selasa (27/12/2022).

Ia mengatakan, paling banyak rute keberangkatan paling banyak ke wilayah Pare-Pare, Makassar dan Balikpapan. Untuk Bukit Siguntang sendiri paling banyak ke wilayah Timur.

Eko mengatakan, perkiraan kenaikan penumpang ini pihaknya prediksi hingga tanggal 8 Januari 2023. Namun di tahun depan kemungkinan prediksi kenaikan ini dimaksudkan untuk kembalinya penumpang ke wilayah Kota Tarakan.

“Untuk ke depan kita ada tiket yang non seat, 1.400 hingga 1.500 tiket, artinya permintaan non seat juga disetujui dari Pelni Pusat, dan ada juga dari Kemenhub itu dispensasi sebesar 3.000 tapi tidak sampai segitu permintaannya,” tuturnya.

Baca Juga :  Polisi Kejar Terduga Pelaku Pemerasan Anggota Dewan 

Ia mengungkapkan, kendati kenaikan tahun ini begitu signifikan pihaknya tidak begitu menemui kendala karena mendapatkan bantuan dari unsur lain seperti Pelindo, KSOP Tarakan, Navigasi Tarakan dan unsur pengamanan lainnya.

Disinggung soal alat keselamatan, seminggu sebelum dibukanya Posko Nataru, pihaknya melakukan Ram Check dari Kementrian Perhubungan yang diwakili oleh KSOP Tarakan. Pengecekan ini ditujukan kepada seluruh fasilitas maupun alat keselamatan yang ada pada armada.

Terpisah, Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan, Mukhlis mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pihaknya telah mendirikan posko sejak 18 Desember 2022 hingga 8 Januari 2023 mendatang. Saat ini posko sudah berjalan sekitar dua Minggu dan terpantau normal.

Baca Juga :  Empat Anak dengan Kasus Penganiayaan Diberikan PMP

“Kalau saya lihat data (penumpang) ada 3 hingga 4 hari full artinya penumpang yang naik itu sesuai dengan kapasitas kapal yakni 1.577 penumpang,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, terdapat 2 posko yang didirikan dan mampu menormalisasi kondisi lonjakan penumpang selama Nataru.

Menurutnya, lonjakan penumpang ini tidak terlalu meningkat, pihaknya memprediksikan sebesar 17 persen namun saat ini belum sampai menyentuh angka tersebut.

Menyoal keterlambatan kapal yang terjadi karena cuaca buruk, hal ini wajar saja terjadi. Ia menegaskan konsen dari Kementrian Perhubungan tetap mengutamakan keselamatan penumpang.

“Ada dua armada dari Pelni dan dua armada perintis. Kalau petugas yang kita turunkan sebanyak 85 orang dan itu dibagi-bagi setiap harinya 15 sampai 20 orang kalau ada kapal. Termasuk antisipasi budaya penumpang yang keluarga nya turut masuk, kalau di pelabuhan kan beda dibandingkan bandara. Tapi pelabuhan di Tarakan itu jauh lebih bagus dibandingkan yang lainnya,” ungkap Mukhlis.

Baca Juga :  Seni Reog Ponorogo Margo Mulyo dan Jaranan Margo Budoyo Gelar Grebeg Suro Bulan Purnama

Mukhlis menuturkan, untuk kebersihan dan kenyamanan di pelabuhan juga telah diutamakan seperti bus yang mengangkut penumpang ke dermaga serta tata ruang parkir yang mulai terorganisir dengan baik.

Disinggung soal alat keselamatan sendiri pihaknya mengatakan sebulan sebelum momen Nataru pihaknya melakukan Ram Check. Adapun yang diperiksa termasuk alat komunikasi dan sarpras kapal lainnya.

“Kalau ditemukan ada yang perlu diganti ya diganti, tapi kemarin itu semuanya masih layak untuk digunakan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Matthew Gregori Nusa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2651 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *