Menuju Pilkada 2024 Kaltara

Nicky Saputra / Pemred benuanta.co.id

 

PEREKONOMIAN yang dirasakan masyarakat setelah melandainya Covid-19 cukup menguras isi kepala dan tenaga. Banyak waktu yang terbuang sia-sia di masa pandemi. Belum lagi orang-orang tak saling percaya data. Keluhan bermunculan karena aturan, dan akhirnya khalayak luas memilih untuk bebas serta enggan peduli dengan virus yang dianggap pilu selama dua tahun belakangan ini.

Pemerintah ikut-ikutan dibuat pusing karena peralihan pos anggaran untuk penanganan Covid-19. Target-target dari pusat terkait penanganan Covid-19 harus terealisasi dan vaksinasi harus mencapai 70 persen. Kepala daerah berpikir keras merumuskan ekonomi daerahnya. Suka tidak suka, mau tidak mau Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ikut tersendat-sendat karena badai pandemi.

Sosok pemangku kepentingan kembali disorot habis-habisan setelah naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi belum lama ini. Perjuangan merintis perekonomian pasca Covid-19 seakan kembali dibuat sesak oleh kenaikan BBM pada Sabtu, 3 September 2022 lalu. Sepekan kemudian harga-harga berangsur naik ikut mensukseskan dampak kenaikan BBM.

Belum habis di situ, kepala daerah kembali dihantui inflasi pasca kenaikan BBM. Hal ini sudah diprediksi 9 partai yang menolak kenaikan BBM di Parlemen. Dua di antaranya PKS dan Demokrat. Ada pula beberapa pengamat ekonomi yang sudah menganggap inflasi bakal mengganggu ekonomi di provinsi yang belum siap dengan kenaikan harga BBM Subsidi. Akhirnya, inflasi yang diramalkan itu benar datangnya.

Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti menteri dan gubernurnya terkait resesi. Gambaran ekonomi suram di 2023 disampaikan Presiden Jokowi. Dengan buru-buru, Presiden memanggil kepala daerah – kepala daerah dengan predikat 10 besar inflasi di Indonesia, Kaltara masuk di antaranya. Bank Indonesia perwakilan Kaltara dan BPS Kaltara mulai mencocokan data. Volatile Food (komoditas hortikultura) dan Administered Price (angkutan udara) mendominasi kenaikan inflasi di Kaltara.

Gambaran ekonomi suram di 2023 cukup mudah terlihat. Isu resesi berdampak langsung di pasar finansial, seperti yang terjadi di Wall Street yang merupak kiblat bursa saham dunia. Mata uang Dolar melejit mencapai 17 persen cukup memukul mata uang asing lain ke titik rendah, hingga mata uang Rupiah menyentuh 7 persen.
Gambaran ekonomi suram 2023 mendatang agaknya cukup menantang bagi para kontestan politik 2024. Meski badai pandemi hingga tekanan inflasi sedikit banyak mempengaruhi jalannya perekonomian di Kaltara, namun tidak dengan isu-isu politik yang terus berdengung belakangan ini.

Meski perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak baru dihelat pada 27 November 2024 mendatang, namun beberapa nama mulai bermunculan untuk memicu gambaran nuansa politik di Kalimantan Utara (Kaltara).

Kontestasi politik di lima kabupaten kota akan memilih gubernur dan wakil gubernur, walikota dan wakil walikota, bupati dan wakil bupati. Partai pendukung dan pengusung pastinya mulai memanaskan mesin politiknya. Begitu juga dengan para simpatisan yang satu-persatu bakal unjuk kepercayaan membawa gerbong masing-masing.

Pengamatan di lapangan, pemetaan calon kawan dan lawan akan menjadi permulaan isu yang paling banyak dibahas para simpatisan. Di lima kabupaten kota Kaltara, incumbent tentunya harus pasang mata dan telinga terhadap pendukung serta pengusung mereka di 2024 nanti. Gerakan-gerakan politik mulai dijalankan meski nuansanya tak seterang masa kampanye. Gaya-gaya politik pendekatan mulai diterapkan tim per tim. Berselancar di sosial media mulai digencarkan, hingga memilih dan tampil di media – media pun mulai dipersiapkan.

Pergerakan Pilkada Serentak 2024 yang dihimpun benuanta.co.id merujuk ke beberapa nama yang cukup familiar di kancah perpolitikan Kaltara. Kota Tarakan misalnya, nama dr Khairul masih senter didengar dan menjadi tren tersendiri di kalangan tertentu untuk tetap melanjutkan periode kepemimpinan. Pria yang berpasangan dengan Effendy Juprianto pada pemilihan walikota (Pilwali) 2018 silam, dianggap cocok memimpin Kota Tarakan bahkan sebagai Calon Gubernur Kaltara.

Akademisi Universitas Borneo Tarakan (UBT), Mumaddadah kepada benuanta.co.id memprediksi arah politik Kota Tarakan pada Pilwali dan Pilkada Serentak 2024, mendatang. dr Khairul diprediksinya bakal mendapat perlawanan dari Kepala Kesbangpol Kota Tarakan, Muhammad Haris. Sosok lain yang disebutkanya yakni, Muhammad Ince A Rifai yang akan kembali berlaga di Pilwali.

“Meski hari ini belum ada yang berani menunjukan akan maju. Biasanya pertengahan 2023 nanti baru bisa terliahat siapa yang akan maju nantinya di pemilihan walikota Kota Tarakan. Baru Muhammad Haris yang secara terang-terangan siap bertarung di Pilwali,” terangnya pada Selasa, 4 Oktober 2022.

Partai politik (Parpol) tentunya akan terus memantau pergerakan sosok yang akan diusung maupun didukung di Pilwali Tarakan nantinya. Saat ini, ada 35 kursi legeslatif yang duduk di DPRD Tarakan periode 2019-2024. Tiga partai masing – masing menduduki lima kursi yaitu, Partai Gerindra, Hanura, dan PDIP. Disusul Demokrat dan Golkar dengan empat kursi.

Parpol – parpol dengan perolehan kursi di DPRD Tarakan tersebut saat ini tentunya berhitung maksimal di dua tahun akan datang. Menurut Mumaddadah, bagi Partai Demokrat saat ini peluang diberikan kepada dr Khairul untuk kembali diusung. Meski ada nama Sekretaris DPD Partai Demokrat Kaltara, Muddain ST yang juga digadang-gadang ikut bertarung di Pilwali Tarakan namun dipastikannya Muddain di posisi wakil walikota.

“Kenapa saya bilang 02, karena melalui DPC Demokrat sudah secara terang mengatakan bakal mengusung dr Khairul dua periode,” sebutnya. Selain Muhammad Haris, Muhammad Ince A Rifai, dan dr Khairul, beberapa nama bakal calon (balon) juga bermunculan untuk Pilwali Tarakan. Seperti Sabirin Sanyong, Syamsi Sarman, dan Ahmad Usman. Sementara untuk balon Pilkada Serentak 2024 lainnya, juga menjadi perhatian di berbagai kalangan. Kabupaten Bulungan salah satunya, Pemilihan Bupati (Pilbup) Bulungan sebelumnya juga terbilang ketat. Suara Najamuddin – Ary Yusnita juga tidak bisa disepelekan, karena sempat bersaing ketat dengan perolehan suara pasangan Syarwani – Ingkong Ala.

Pilbup Bulungan 2024 menurut pengamatan di lapangan, ada beberapa figur yang muncul di antaranya Norhayati Andris dan Datu Iman Suramenggala. Sementara untuk di wakil bupati, senter nama Albert ST Baya dan Kilat Bilung.

Bergeser ke Kabupaten Tana Tidung, nama Ibrahim Ali masih cukup mendominasi untuk melanjutkan periode kepemimpinan di Tana Tidung. Meski begitu, ada nama pesaing sebelumnya yang akan kembali bertarung melawan Ketua DPW PAN Kaltara itu yakni, Umi Suhartini dan Herman S.Pi. Sementara di posisi wakil bupati, ada nama Hendrik dan Markus.

Selanjutnya, di Kabupaten Malinau persaingan bursa calon menuju Pilbup 2024 tampaknya cukup ketat. Meski nama Wempi W. Mawa digadang-gadang bakal lanjut dua periode, persaingan ketat akan datang dari Ingkong Ala, Ernes Silvanus dan di posisi wakil ada nama Edy Marwan dan Muhammad Kadri.

Tak kalah seru dan menjadi perhatian arah politik kontestasi Pilgub, yakni Kabupaten Nunukan di mana masa jabatan dua periode Bupati Laura akan berakhir dan digadang-gadang akan diperebutkan beberapa figur yang tak asing lagi bagi warga Nunukan yakni, Andi Muhammad Akbar akan head to head dengan Irwan Sabri, dan di posisi wakil ada nama Hanafiah dan Muhammad Pandi.

Selain itu, Pilgub Kaltara yang menjadi ajang pertarungan besar kepala daerah masih didominasi nama – nama petahana yakni, Zainal – Yansen. Melihat peta kekuatan keduanya di Pilgub sebelumnya, keduanya meraih 145.778 suara. Maka tak heran, keduanya digadang-gadang bakal kembali bergandeng tangan untuk di periode kedua.

Meski begitu, senter tersiar nama Laura Hafid akan maju ke Pilgub Kaltara setelah menyelesaikan masa tugas sebagai Bupati Nunukan dua periode. Laura getol dikabarkan bakal melanggang ke Pilgub Kaltara setelah sang ayah, yakni H Hafid juga diisukan maju ke DPR RI melalui Partai Nasdem. Nama Martin Bila pun disebut – sebut kembali bertarung di Pilgub Kaltara 2024. Tak menutup kemungkinan tokoh masyarakat dari Malinau ini mewarnai kontestasi Pilgub Kaltara, setelah memiliki 58 ribu suara untuk melenggang ke kursi DPD RI pada pemilihan sebelumnya.

Meski Pilkada Serentak 2024 Kaltara masih menyisakan banyak waktu, namun bagi warga Kaltara pesta politik dalam memilih kepala daerah merupakan suatu hal yang dinantikan. Tak lain untuk mewujudkan perubahan dari pilihan yang sudah diberikan.

Tulisan ini merupakan arah politik Pilkada 2024 yang dihimpun dari portal berita benuanta.co.id dan Koran Mingguan Benuanta. Adapun beberapa nama yang kami cantumkan merupakan calon yang diprediksi khalayak luas yang dihimpun oleh tim redaksi benuanta.co.id di lapangan. Benuanta.co.id mengajak pembaca untuk memberikan masukan terhadap calon-calon kepala daerah untuk Pilkada Serentak 2024 mendatang.*

Ikuti Polling Pilkada Kaltara 2024

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2658 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *