NUNUKAN – Belakangan stunting sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu. Berdasarkan WHO (World Health Organization), stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan gencar memberikan sosialisasi dalam melakukan pencegahan stunting. Baik ditingkat Kabupaten, kecamatan maupun di pedesaan hingga tingkat rukun tetangga (RT).
Stunting merupakan bentuk gagalnya pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini dicirikan dengan tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya.
Bukan hanya fisik, kecerdasannya juga terhambat. Ketika beranjak dewasa, si anak rentan terhadap penyakit, kegemukan, dan kurang berprestasi di sekolah.
“Fokus kita saat ini menekankan persoalan stunting ini kepada pencegahan. Menurut hemat saya, di Kabupaten Nunukan merupakan pulau-pulau, tentu proses sosialisasinya juga membutuhkan waktu. Sehingga perlunya pemahaman kepada masyarakat,” kata Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid SE MM, kepada benuanta, Rabu (20/11/2019).
Penanganan stunting sudah dilakukan pemerintah daerah sejak beberapa tahun sebelumnya, dan berhasil mengalami penurunan. Bupati Laura katakana, akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi.
“Saya minta kepada dinas terkait betul-betul soal pendataannya. Walau sudah menurun, saya tidak lepas tangan, akan terus melakukan pemantauan,” imbuhnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor : M. Yanudin