Hilirisasi Sumber Daya Alam dan Pangan Eksklusif Kalimantan Utara

Penulis: Stevanus Ronaldo S.Tr.Stat
Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Tana Tidung

Beberapa tahun terakhir, pemerintah terus melakukan transformasi ekonomi dengan mengusung tema hilirisasi yang merupakan bagian dari inovasi ekonomi, pengembangan kebijakan, dan industrialisasi. Hal ini merupakan terobosan yang bertujuan untuk mewujudkan Pasal 33 Ayat 3 dari UUD 1945 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Pemerintah memandang hilirisasi sebagai strategi kunci untuk mengatasi status negara berkembang dan keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap). Penting untuk terus melakukan hilirisasi sumber daya alam melalui revitalisasi dan restrukturisasi industri untuk merangsang tren pertumbuhan ekonomi yang positif.

Secara umum hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) adalah proses peningkatan nilai tambah produk-produk hasil eksplorasi dan eksploitasi SDA melalui berbagai tahapan pengolahan sebelum mencapai konsumen akhir. Dalam konteks pangan eksklusif, hilirisasi berperan penting dalam penyediaan pangan berkualitas dan bernilai jual tinggi. Contoh hilirisasi di sektor pangan eksklusif adalah kopi spesial, coklat premium, dan produk olahan kelapa. Selama ini kopi Indonesia dikenal dunia dengan keanekaragaman rasanya. Pengolahan biji kopi menjadi produk spesial pada akhirnya meningkatkan nilai jual dan berpeluang dijual ke pasar internasional. Begitu pun biji kakao ketika diolah menjadi produk coklat berkualitas tinggi dengan berbagai varian rasa dan bentuk. Kelapa diolah menjadi produk-produk seperti minyak kelapa murni, santan kemasan, dan produk kosmetik berbahan kelapa. Dengan demikian, sektor industri dalam kehidupan sehari-hari adalah perwujudan dari konsep hilirisasi.

Pada studi kasus produk pangan lokal. Kalimantan Utara dianugerahi dengan pulau-pulau dan hutan yang penuh dengan keanekaragaman hayati. Ini terlihat dari produk-produk pangan lokal yang unik seperti madu hutan, ikan air tawar, rumput laut, dan rempah-rempah. Upaya hilirisasi yang dapat dilakukan dari kekayaan hasil alam ini seperti produk olahan madu kemasan, ikan asap, kosmetik berbahan rumput laut, dan bumbu siap saji. Pengolahan produk-produk tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi memiliki peluang yang sangat menjanjikan. Pasar ekspor untuk produk olahan SDA terbuka lebar dan memberikan prospek positif. Negara-negara di Asia dan Eropa selama ini banyak mengimpor hasil mentah sumber daya dari Kaltara. Jika barang-barang tersebut diproses terlebih dahulu dan memenuhi sertifikasi standar produk, nilai tambah bagi daerah akan meningkat.

Dampak positif dari hilirisasi pada akhirnya adalah peningkatan nilai jual produk, penciptaan merek lokal yang kuat, dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Tentu harga madu tanpa kemasan dan setelah dikemas berbeda; selain itu, nilai praktis juga dipertimbangkan, seperti madu dalam wadah plastik akan lebih praktis dibawa ketimbang kemasan botol kaca. Penciptaan merek lokal akan mencuat seiring dengan penjaminan kualitas dan pemasaran yang mumpuni. Merek lokal seperti kopi luwak, kopi gayo, kopi toraja,  dan beberapa merek yang melekat dengan tempat asalnya merupakan proses hilirisasi daerah lain yang dapat ditiru dan diterapkan di Kalimantan Utara.

Dibalik tawaran ekonomi yang menjanjikan tersebut terdapat beberapa tantangan yang menjadi penghalang keberhasilan hilirisasi di daerah. Pertama, keterbatasan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan dan listrik. Keterbatasan ini mengakibatkan biaya logistik menjadi tinggi. Kedua, kurangnya sumber daya manusia yang terampil dalam industri pengolahan dan teknologi. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan pelatihan terkait keahlian pengolahan sumber daya alam yang ada. Ketiga, masih banyak industri yang menggunakan teknologi konvensional. Keempat, peraturan yang tumpang tindih dan birokrasi yang kompleks sering kali menghambat investasi dan pengembangan sektor hilirisasi.

Selama beberapa tahun belakang pemerintah daerah terus berfokus pada peningkatan industri pengolahan di Kalimantan Utara. Terlihat dari banyaknya pelatihan keahlian untuk meningkatkan keahlian usaha, pengadaan festival yang memperkenalkan produk lokal, dan kemudahan proses perizinan usaha oleh pemerintah. Berdasarkan data BPS sektor industri pengolahan adalah penyumbang kelima terbesar untuk PDRB 2023 di Kalimantan Utara dengan persentase 7,67 persen. Namun, dalam dua tahun terakhir, dari tahun 2022 hingga 2023, terjadi perlambatan pertumbuhan produk domestik regional bruto sektor industri pengolahan di Kaltara, dari 3,83 persen menjadi 1,67 persen.

Industri pengolahan pada dasarnya meliputi banyak sektor, seperti industri makanan, minuman, tekstil, pakaian jadi, furnitur, farmasi dan lainnya. Selain itu industri juga terbagi menjadi industri mikro, kecil, sedang, dan besar. Pada tahun 2022 tercatat ada 5354 industri mikro dan kecil di Kalimantan Utara. Dari banyaknya sektor industri tersebut ada 65,22 persen yang bergerak di sektor pengolahan makanan dan minuman. Dari sini terlihat bahwa pengolahan makan dan minum masih menjadi sektor populer. Banyaknya produk kemasan seperti Sambal Dayak, Regan Coklat, Kopi Rumput Laut, Kopi Babok, dan lainnya yang diproduksi di Kaltara perlu dikembangkan dan dipasarkan secara lebih masif lagi. Belajar dari kemajuan zaman, portal media sosial dapat dijadikan lapak jualan sehingga target pasar tidak terbatas jarak lagi. Peluang pengembangan sektor industri ini terlebih lagi pangan eksklusif yang bahan bakunya tidak tersedia di semua tempat.

Dalam konteks hilirisasi SDA dan pangan eksklusif di Kalimantan Utara, penting untuk diingat bahwa keberhasilan upaya ini akan berdampak signifikan pada peningkatan nilai jual produk, penciptaan merek lokal yang kuat, dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Dengan mengatasi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, kurangnya tenaga terampil, dan peraturan yang tumpang tindih, kita dapat memaksimalkan potensi ekonomi daerah. Selain itu, dukungan berkelanjutan dari pemerintah, masyarakat dan sektor swasta, hilirisasi di Kalimantan Utara berpeluang besar untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat lokal.(**)

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2636 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *