benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Intelijen Daerah (Binda) Kalimantan Utara (Kaltara) memetakan kerawanan yang mungkin terjadi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang. Salah satunya yakni adanya informasi atau berita yang tidak benar atau hoaks.
Kabinda Kaltara, Marsma TNI Aminul Hakim mengatakan, adanya potensi kerawanan hoaks saat Pilkada ini sudah pihaknya temukan pada Pemilu yang lalu. Sebelumnya, pihaknya juga aktif melakukan patroli siber dan ditemukan adanya peningkatan hoaks pada Pemilu.
“Apalagi nanti setelah putusan MK sudah mulai tahapan Pilkada. Itu (hoaks) berpotensi muncul,” tegasnya, Selasa (16/4/2024).
Informasi atau berita hoaks ini, dibeberkan Kabinda lebih fokus terhadap saling menjatuhkan sesama pasangan calon. Dimungkinkan, hal tersebut muncul dari lawan politik maupun dari rekayasa calon tersebut. Biasanya, hal ini dikenal dengan black campaign yang tentu mendapat atensi tersendiri dari sisi intelijen.
“Misalnya dia merasa terzolimi. Bisa saja begitu, kita selalu melihat akun-akun tersebut dan isi kontennya apa,” tuturnya.
Selain itu, biasanya hoaks terjadi lantaran adanya kasus-kasus lama dari calon kepala daerah seperti rekam jejak yang kemudian di angkat kembali ke publik atau negatif campaign. Mengenai hal ini, pihaknya juga meminta kepada masyarakat agar cerdas dalam memilah informasi yang disajikan oleh sosial media.
“Diharapkan masyarakat itu bisa selektif. Biasanya masyarakat ada juga yang dapat berita belum dapat dijamin kebenarannya langsung disebarkan,” kata Aminul.
Sebagai pelaksana fungsi intelijen, pihaknya bersama pemerintah daerah telah menjalin komitmen untuk memonitor adanya kabar hoaks jelang Pilkada mendatang. Pihaknya juga memiliki tugas untuk mengedukasi masyarakat perihal hoaks jelang Pilkada.
“Kita tentu akan koordinasi dengan pemerintah, Diskominfo juga jika ditemukan berita yang ada unsur black campaign atau hoax. Harapan kita tentu kabupaten kota melalui Kominfo turut mensosialisasikan ke masyarakat,” pungkasnya.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli