benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memberi pertimbangan kepada Kabupaten Nunukan, untuk menjadi daerah yang akan dibangunkan perusahaan penghasil Solar Farm.
Saat ini Provinsi Kaltara menjadi salah satu target dari investor untuk berinvestasi pembangunan Solar Farm di Kaltara. Sehingga dari kesiapan dan ketersediaan lahan yang tepat menjadi salah satu tantangan yang harus dipersiapkan oleh Pemprov Kaltara.
Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Muda DPMPTSP Kaltara, Rahman mengatakan tantangan terbesar dari pembangunan Solar Farm yakni ketersediaan lahan yang cukup. Di mana untuk satu megawatt Solar Farm membutuhkan satu hektare lahan.
“Karena investor ingin membangun solar farm bertenaga 50 megawatt, berarti kita membutuhkan 50 hektare lahan untuk pembangunannya,” kata Rahman.
Menurut Rahman saat ini pihaknya masih mempetakan lahan yang sesuai untuk investasi Solar Farm ini. Namun jika dilihat dari karakteristik kebutuhan dan kecocokan ia mengaku pihaknya memproyeksikan Kabupaten Nunukan untuk menjadi salah satu lahan pilihan dibangunnya solar farm.
“Kita mempetakan setiap kabupaten dan kota yang ada di wilayah Kaltara untuk kemudian kita tawarkan keinvestor. Tapi kalau kita sendiri berharapnya Solar Farm dapat dibangun di Kabupaten Nunukan,” ujarnya.
Ia menambahkan Kabupaten Nunukam sendiri dianggap sangat sesuai untuk dibangunnya Solar Farm bertenaga besar. Selain karena masih memikiki lahan kosong yang sangat besar, Solar Farm juga dianggap bisa menjadi salah satu solusi dari kebutuhan energi listrik di daerah perbatasan.
“Makanya hal ini kita upayakan untuk ditawarkan kepada investor asal Malaysia, tinggal kita memperhitungkan biaya akomodasi transportasi material dan progres keuntungannya. Tapi kita juga tidak memaksa harus dibangun di sana (Nunukan) Solar Farm ini, karena kita juga merekomendasikan daerah lainnya. Tinggal kita melihat para investor ini lebih tertarik daerah mana,” pungkasnya. (*)
Reporter: Osarade
Editor: Yogi Wibawa
