90 Persen Warga Sebatik Bertransaksi Pakai Rupiah

benuanta.co.id, NUNUKAN – 90 persen warga di Kecamatan Sebatik Tengah menggunakan mata uang rupiah. Walaupun masih ada sebagian warga bertransaksi menggunakan mata uang Malaysia.

Hal itu menunjukkan mata uang Malaysia mulai ditinggalkan oleh masyarakat wilayah perbatasan. Pantauan benuanta.co.id, di Patok 2 di Kecamatan Sebatik Tengah, Desa Aji Kuning, warga sekitar masih menggunakan mata uang Ringgit. Pasalnya dari salah satu pedagang mencantumkan harga nasi kuning yang dibandrol Rp 15.000 per bungkus dan RM 5. Mata uang Ringgit Malaysia masih digunakan warga sekitar.

Baca Juga :  Tiga Pelajar Nunukan Wakili Kaltara di Ajang FLS2N 2024

Camat Sebatik Tengah, Aris Nur, mengatakan dengan adanya tugu rupiah berdaulat yang di bangun oleh Bank Indonesia, masyarakat lebih bang dan cinta mata uang rupiah.

Untuk penggunaan transaksi mata uang rupiah sehari-hari sudah lebih dari 90 persen, namun sebagian besar masyarakat di perbatasan ini masih menjual hasil pertaniannya di Malaysia sehingga mereka memperoleh mata uang Ringgit Malaysia.

Baca Juga :  2 Tahun jadi Petani Sawit di Malaysia, WNI Ini Pulang Kampung Tanpa Dokumen Resmi  

“Jadi sebagian masyarakat masih memiliki mata uang Ringgit karena dari hasil jualan mereka, sebagian mereka juga tukar ke rupiah,” kata Aris, Ahad 25 Februari 2024.

Lanjutnya, untuk komoditi barang Malaysia biasanya dijual dengan mata uang Ringgit, tapi jika menggunakan uang rupiah mereka harus menyesuaikan dengan nilai tukar rupiah.

Aris menghimbau kepada masyarakat Sebatik, khusus di Kecamatan Sebatik Tengah agar bertransaksi sehari-hari sudah menggunakan mata uang rupiah. “Sehingga masyarakat kita lebih bangga dan paham, cinta terhadap uang rupiah,” tutupnya.(*)

Baca Juga :  Hari Anak Nasional, Lapas Nunukan Berikan Remisi ke 2 Anak

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli 

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2703 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *