benuanta.co.id, BULUNGAN – Polresta Bulungan bersama dengan Bawaslu Kabupaten Bulungan telah melakukan antisipasi terhadap potensi gerakan massa yang akan mencoblos di perbatasan Bulungan-Berau pada Pemilu 2024.
Wilayah yang menjadi fokus pengawasan adalah Kilometer 57, yang merupakan salah satu lokasi di perbatasan yang rawan terjadi mobilisasi orang dari Kalimantan Timur untuk memilih.Kapolresta Bulungan Kombes Pol Agus Nugraha mengatakan terkait hal itu dipastikan tidak terjadi.
“Untuk pemilihan kan sudah terdaftar di KPU. Jadi bagi masyarakat yang tidak dapat surat pindah memilih maka tidak akan mencoblos,” ucapnya kepada benuanta.co.id, Selasa (13/2/2024).
Dia menjelaskan, bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah personel yang akan ditempatkan di lokasi tersebut. Karena telah dilakukan pemetaan, Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sangat rawan, rawan dan kurang rawan maka di Kilometer 57 ini telah diploting sejumlah personel untuk pengamanan.
“Kami menurunkan telah personel untuk mengamankan TPS yang ada di Kilometer 57. Kami juga bekerja sama dengan TNI dan Satpol PP untuk mengawal proses pemungutan suara,” ujarnya.
Bila nantinya ada kerawanan, selain petugas yang telah ditunjuk sebagai pengamanan TPS. Ada tim lain yang disiapkan untuk melakukan patroli di wilayah tersebut secara mobile.
“Sesuai SOP untuk TPS sangat rawan 2 personel 1 TPS dan TPS rawan 1 personel 1 TPS,” sebutnya.
Agus menambahkan bahwa pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak KPU dan Bawaslu untuk memastikan data pemilih yang valid dan sesuai dengan domisili. Akan dilaksanakan pengecekan terhadap identitas pemilih, baik Nomor Induk Kependudukan (NIK) maupun Kartu Tanda Penduduk (KTP). Jika ada yang mencurigakan, akan dilakukan klarifikasi dan tindakan sesuai aturan.
“Mereka yang boleh memilih yang sudah terdaftar dan memiliki surat pindah memilih,” bebernya.
Sebelumnya, Anggota Bawaslu Bulungan Riswan mengatakan bahwa Kilometer 57 merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kategori TPS sangat rawan. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan dan analisis terhadap indikator-indikator kerawanan yang ada di sana.
“Beberapa indikator yang kami lihat adalah jumlah pemilih, sejarah pelanggaran, aksesibilitas, dan faktor sosial budaya. Kami juga melibatkan masyarakat dan tokoh adat untuk ikut mengawasi dan mencegah terjadinya pelanggaran,” tuturnya.
Riswan berharap bahwa dengan adanya pengamanan yang maksimal dan pengawasan yang partisipatif, Pemilu 2024 di perbatasan Bulungan Berau dapat berjalan dengan lancar, aman dan demokratis.
“Kami mengimbau kepada seluruh pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan sesuai dengan domisili. Jangan terpengaruh oleh provokasi atau iming-iming dari pihak manapun,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Yogi Wibawa