benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Lonjakan kasus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia memicu kekhawatiran bagi masyarakat. Cacar monyet merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar.
Cacar monyet tergolong penyakit menular dan penularan bisa terjadi melalui hewan dan manusia. Penularan tidak hanya terjadi dari primata ke manusia, tetapi juga bisa menular melalui paparan hewan lain seperti tikus hingga tupai yang terinfeksi.
Di Indonesia, kasus cacar monyet pertama kali muncul pada 20 Agustus 2022. Kemudian, pada 13 Oktober 2023, pemerintah kembali melaporkan kasus cacar monyet.
Meski demkian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Utara (Kaltara) Usman, mengatakan hingga saat ini belum ada temuan terkait kasus cacar monyet di Bumi Benuanta, julukan Provinsi Kaltara.
“Ya sampai saat ini kita belum menerima laporan kasus cacar monyet di Kaltara. Semoga tidak terjadi di daerah kita,” ucapnya, Jumat (1/12/2023).
Usman menjelaskan, cacar monyet dapat terjadi melalui udara saat berbicara tatap muka dan berhubungan seks dengan orang yang terkena penyakit ini.
Oleh karena itu ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyakit cacar monyet.
“Walaupun belum ada kasus tercatat di Kaltara, pencegahan tetap perlu dilakukan,” ucapnya.
Sekadar informasi, cacar monyet memiliki gejala yang dirasakan oleh penderitanya. Mulai dari nyeri kepala diikuti demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celsius, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening. Selanjutnya ruam kulit berwarna merah akan muncul dalam waktu satu hingga tiga hari di area genital, lengan dan tungkai. (*)
Reporter: Ikke Julianti
Editor: Yogi Wibawa