benuanta.co.id, TARAKAN – Guna mengukur kemampuan skateboarder serta menjadikannya sebagai wadah positif bagi generasi muda, Komunitas Skateboard Kota Tarakan menggelar event kompetisi bertajuk Go Skateboarding Day 2023 yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 24 Juni mendatang.
Ketua Panitia Go Skateboarding Day 2023, Farid mengatakan, dalam memperingati hari skate sedunia, kegiatan tersebut bukan hanya digelar di Kota Tarakan saja, melainkan serempak dirayakan di seluruh belahan dunia. Ia membuka lebar pintu bagi peserta yang mau bergabung pada kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu, 24 Juni mendatang.
“Skate world day 2023 di peringati setiap tanggal 21 Juni, berhubung teman-teman masih banyak yang bersekolah dan bekerja, maka kami undur waktunya menjadi tanggal 24 Juni yang merupakan akhir pekan,” ucapnya, Kamis (15/6/23).
Panitia menargetkan 25 orang peserta yang akan meramaikan acara tersebut. Farid membeberkan sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan pada 24 Juni mendatang, di antaranya Parade best costume, date race, best run, high ollie, tic tac, game of skate, serta long ollie.
Dalam kegiatan ini, panitia mengadakan parade best costume , di mana para skater terjun ke jalan dengan menggunakan baju yang unik. Adapun penilaiannya yaitu penggunaan kostum terunik,
“Baju unik seperti dari kardus membentuk torpedo, baju wisuda, baju SD, dan masih banyak lain, untuk rute parade dimulai di depan kantor KPU Tarakan, Jalan Sei Sesayap, finisnya di Skatepark, Kelurahan Kampung Empat,” bebernya.
Dari kegiatan tersebut, Farid berharap, animo masyarakat terhadap olahraga yang berasal dari California, Amerika Serikat dapat tergugah kembali.
Di luar dari kegiatan, Farid membeberkan sejumlah kendala yang kerap mereka temui selama melakukan latihan di antaranya tidak adanya kondisi penerangan serta taman tersebut tidak memiliki saluran pembuangan air, setidaknya pihaknya hanya memiliki 50 persen ruang bermain. Ia berharap kepada pemerintah agar lahan bermain mereka mendapat perhatian dari pemerintah agar hasil dari latihan mereka dapat maksimal.
“Skatepark ini dibangun sejak tahun 2018, kami butuhkan penerangan, karena, jika bermain sore, watu kami terbatas, paling lama 2 hingga 3 jam saja, jika ada lampu penerangan, setidaknya jam bermain kami bisa bertambah hingga malam, selain itu, jika terjadi hujan, skatepark sering digenangi olah air lantaran tempat ini tidak memiliki saluran pembuangan air,” ungkapnya.
Farid bersama komunitasnya kerap berswadaya memperbaiki tempat mereka bermain, namun, hal tersebut tidak dapat bertahan lama, banter, perbaikan tersebut hanya dapat bertahan seumur jagung.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli