benuanta.co.id, TARAKAN – Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau penyakit lupus adalah salah satu jenis penyakit autoimun kronis yang menimbulkan peradangan pada beberapa bagian tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, hingga otak. Seperti halnya penyakit autoimun lain, lupus terjadi karena sistem kekebalan tubuh melawan sel sehat dalam tubuh.
Penyakit ini disinyalir lebih mudah menyerang wanita. Mengapa? Simak penjelasan dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr. H Jusuf SK, dr. Zainal Abidin, Sp.PD.
Penyakit lupus sendiri yang ditangani oleh RSUD dr. H JSK menyerang usia wanita produktif yakni kisaran 20 hingga 47 tahun. dr. Zainal mengungkapkan penyakit autoimun ini cenderung menyerang wanita dikarenakan adanya peran hormon seks endogen.
Diketahui, kromosom seks pada wanita berbeda dengan pria. Ia menguraikan lebih jauh faktor yang paling besar mempengaruhi wanita terkena Lupus ialah lingkungan seperti pola hidup tidak sehat karena merokok, stress, paparan racun (debu silika).
Selain itu faktor genetik dan obat-obatan juga mempengaruhi wanita dapat terserang lupus.
“Selama saya bekerja memang saya temukan beberapa penyakit lupus yang kita temukan di poli dan rawat inap. Umumnya pasien yang kami terima sudah dalam keadaan terkontrol,” ucap dr. Zainal.
Ia menyebut, beruntung pasien yang ditanganinya dalam keadaan lupus yang tidak kronis akibat meminum obat secara rutin. Namun, dilanjutkannya tak sembarangan dalam mendiagnosa seseorang mengidap Lupus. Selain ciri-ciri yang sangat jelas adanya ruam berbentuk kupu-kupu di wajah pasien, juga diperlukan ANA Tes. Uji Ana merupakan uji skrining untuk penyakit lupus dan kolagen lainnya.
Disinggung soal penanganan ke pasien hingga sembuh total, medis tidak dapat memastikan itu. Mengingat membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam menentukan sembuh atau tidaknya pasien.
“Karena lupus ini menyerang banyak organ. Bukan satu organ saja. Komplikasi jatuhnya. Ginjal itu salah satu organnya. Ada paru, jantung juga yang diserang. Cuma memang kalau sudah melibatkan banyak organ tentu dokter harus melibatkan disiplin kedokteran,” sambungnya.
dr. Zainal juga memberikan tips untuk terhindar atau memiliki risiko kecil terkena lupus, diantaranya menghindari atau mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh secara berlebih, menghindari obat-obatan yang bisa menyebabkan lupus, memilih obat-obatan yang tepat serta memeriksakan diri jika terdapat keluhan ciri-ciri penyakit lupus.
“Supaya komplikasi tidak menyebar ke organ lain. Intinya hidup sehat. Karena tidak semua karena lingkungan, tapi itu bisa kita cegah,” pungkasnya.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli