Hilal Belum Terlihat, Pemkot Tarakan Minta Masyarakat Tunggu Hasil Isbat Kemenag RI

benuanta.co.id, TARAKAN – Seperti tahun sebelumnya, hilal penentuan 1 Syawal di Kota Tarakan belum dapat terlihat pada hari ke-29 ramadan. Terpantau saat Pemerintah Kota Tarakan melakukan rukyatul hilal di Taman Berlabuh ke arah ufuk bagian barat hanya terdapat sekumpulan awan.

Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M. Kes mengatakan, masyarakat sebaiknya menunggu informasi resmi dari hasil sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI bersama lembaga keagamaan lainnya.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1586 votes

“Sama seperti dulu. Belum bisa terlihat karena selalu ada kendala. Belum lagi kalau mendung. Karena memang setiap tahunnya mengikuti rukyatul hilal dan memang belum pernah terlihat 1 Syawal,” katanya, Kamis (20/4/2023).

Baca Juga :  Pertamina Tambah Kuota BBM dan LPG untuk Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran

Rukyatul hilal ini pun sempat akan dilakukan di titik lain, namun hal tersebut tak jadi dilakukan karena dirasa masih sulit terlihat.

Khairul juga menyikapi perbedaan penentuan 1 Syawal antara Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama. Menurutnya hal tersebut sudah biasa terjadi. Ia pun berpesan agar masyarakat agar menyikapi dengan bijaksana. Pun dengan keputusan Kemenag RI yang berbeda, ia mengimbau agar masyarakat dapat mengikuti sesuai dengan keyakinan masing-masing.

“Karena dasarnya sama-sama menggunakan hisab, dan kedua rukyatul hilal. Kalau berbeda tidak papa karena alat ukurnya mungkin yang berbeda,” sambung orang nomor satu di Tarakan itu.

Terpisah, Kepala Bagian Tata Usaha Kemenag Tarakan, Hj. Sofyan menerangkan terdapat 122 titik pemantauan hilal di Indonesia, salah satunya Kota Tarakan. Pihaknya pun akan melaporkan hasil yang didapat pada hari ini kendati hilal masih belum terlihat di bumi Paguntaka.

Baca Juga :  Ini Saran Ombudsman Koreksi Layanan Mudik di Pelabuhan Malundung Tarakan

“Ya memang tentu kondisi awan makanya tidak kelihatan. Kemudian data dari BMKG kita perhitungkan. Ya ini sebagai ikhtiar kita. Kesimpulannya tidak terlihat memang,” terangnya.

Senada dengan Wali Kota Tarakan, Sofyan menyebut bahwa di wilayah Tarakan sendiri dari tahun ke tahun memang belum pernah ada hilal yang langsung terlihat. Ia melanjutkan, hasil yang didapat hari inipun akan menjadi bahan dalam sidang isbat yang digelar oleh Kemenag RI.

“Jadi di wilayah Tarakan sendiri itu saat melihat ke ufuk itu terhalang pulau-pulau. Jadi agak sulit. Apalagi kondisi mendung,” sambung dia.

Pihaknya pun mengedepankan toleransi dari perbedaan penentuan 1 Syawal di kalangan masyarakat. Dalam hal ini pihak pemerintah tetap memfasilitasi jikapun terdapat kalangan yang menyebut 1 Syawal jatuh pada Jumat, 21 April 2023.

Baca Juga :  Ribuan Napi Lapas Tarakan Diusulkan Remisi ke Kemenkumham

“Standar yang digunakan dalam penentuan hilal itu ketinggiannya 3 derajat. Kalau masih 2,7 saat ini itu masih di bawah standar. Karena ini masih hari ke 29. Kata Rasulullah kalau tidak melihat hilal karena tertutup awan jadi digenapkan 30 hari,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Muh Sulam Khilmi mengatakan pihaknya hanya melaksanakan perhitungan yakni pada saat matahari terbenam pukul 18.14, ketinggian hilal berada pada 1 derajat 3 menit. Artinya, hal tersebut itu masih dibawah standar dan sulit dilihat.

“Di ufuk cakrawala itu banyak awan. Dan cuacanya sedang tidak bersahabat. Ini salah satu aspek yang mengganggu,” singkatnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *