Menilik Mudik Lebaran 2023

“Tidak masalah lelah di perjalanan asalkan bisa bertemu keluarga, utamanya orang tua.”

————————————————————————————————————————————————————

Musim mudik lebaran 2023 sudah tiba. Walaupun kondisi geografis di Kaltara hanya ada hamparan daratan dan luasnya perairan. Para pemudik di lima kabupaten dan kota di Kaltara jauh-jauh hari sudah melakukan persiapan untuk mengunjungi sanak saudara antar daerah Kaltara maupun di luar Kaltara. Euforia mudik lebaran pada tahun 2023 memang jauh berbeda dengan sebelumnya, khususnya di tahun 2020-2022 yang waktu itu tersekat pandemi virus Corona atau Covid-19.

Dari sekian ratus ribu penduduk Kaltara yang mudik. Riak-riak mudik ini juga yang dirasakan Sasa (25), warga Kabupaten Tana Tidung. Walaupun harus menyiapkan dana yang cukup besar dan tenaga ekstra untuk mudik ke Jawa Barat, kampung halamannya. Menurutnya hal itu sepadan lantaran kurang lebih dua tahun sudah tak merayakan Idul Fitri di tanah kelahirnnya itu.

Perjuangan untuk bisa mudik lebaran tahun ini juga tak murah. Sebab, untuk bisa sampai ke Jawa Barat kurang lebih harus berganti tiga moda transportasi. Di mulai dari Kabupaten Tana Tidung ke Kota Tarakan menggunakan speedboat dengan durasi kurang lebih 120 menit. Sesampainya di Tarakan, di hari yang sama ia juga harus menunggu selama 12 jam untuk keberangkatan pesawat rute Tarakan-Jakarta dengan durasi perjalanan dua jam.

Seperti berpacu dengan waktu, ia kembali marathon perjalanan menggunakan transportasi umum. Mulai dari Jakarta-Bekasi, Cikarang-Karawang, Purwakarta-Bandung dan Garut-Ciamis. Biasanya pada hari menjelang lebaran atau puncak arus mudik, rute tersebut sesak dengan berbagai macam kendaraan. Untuk sampai di tempat tujuannya, membutuhkan waktu 10 jam arus normal dan 15 jam pada kemacetan total.

Baca Juga :  Gubernur Dukung dan Restui PWI Kaltara Mengikuti Porwanas 2024 di Banjarmasin

“Cuti yang didapat sebenarnya tidak lama dan tahun ini memang sudah saya siapkan untuk mudik. Dari dana, tenaga sampai mental. Saya berangkat mudik tanggal 18 April dan 25 April harus masuk kantor lagi di Kaltara. Tidak masalah lelah di perjalanan asalkan bisa bertemu keluarga, utamanya orang tua,” ungkap Sasa, Senin (17/4/2023).

Ongkos tiket pesawat Batik Air kelas ekonomi yang ia dapatkan juga lumayan menguras kantong yakni sebesar Rp 4.917.700 sebagai biaya mudik dan balik. Perjuangan tak sampai di situ, ia juga harus beradu cepat dengan pemudik lainnnya saat memesan tiket pesawat di Online Travel Agent (OTA). Termasuk memesan tiket speedboat pada arus balik setelah lebaran.

“Saya sampai harus menunggu tengah malam untuk bisa memesan sekaligus membayar tiketnya. Karena biasanya kita sudah pilih penerbangan, tetapi pas mau bayar di aplikasi tertulis ‘penerbangan sudah tidak tersedia’. Jadi memang harus sering dicek aplikasinya,” ujarnya.

Tingginya animo masyarakat terhadap mudik lebaran tahun ini. Menurut Sasa, dipengaruhi pelonggaran kebijakan transisi pandemi ke endemi oleh pemerintah. Pun demikian, kondisi ini menurutnya merupakan hal yang positif mengingat roda perekonomi dari berbagai sektor juga dapat bergerak dengan baik.

Ilustrasi mudik di Terminal 3 Soekarno Hatta. (INT)

Beringsut dari pemudik. Menghadapi mudik lebaran yang kondusif, pemerintah, pengusaha moda transportasi hingga maskapai pesawat juga telah menyiapkan skema dalam menciptakan mudik aman dan lancar. Termasuk persoalan harga tiket pesawat yang masih tergolong mahal walaupun pandemi sudah berlalu.

Baca Juga :  Dengarkan Aspirasi Nelayan, KNTI Apresiasi Respons Cepat Gubernur Zainal

Pasalnya mudik dua minggu sebelum lebaran saja bisa dikategorikan memasuki rentang waktu arus mudik tinggi atau yang akrab disebut peak season dalam bahasa penerbangan. Kondisi ini juga berpengaruh pada kelangkaan dan melambungnya harga tiket di pasaran.

Air Port Manager Lion Air Grup Tarakan, Muhammad Arif menjelaskan harga tiket yang dipasarkan oleh pihaknya diatur berdasarkan Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 106 Tahun 2019.

“Harga tiket itu diatur berdasarkan tarif batas bawah dan tarif batas atas. Jadi, maskapai itu tidak pernah menaikkan harga tiket melebihi ketentuan yang sudah dibuat oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub),” jelas Arif.

Kemudian Arif memaparkan indikator tarif naiknya harga tiket, diukur dari seberapa banyak ketersediaan tiket dari 12 sub kelas yang disediakan pihak maskapai. Jika ketersedian tiket pada satu sub class habis, maka tiket di pasaran yang dijual adalah tiket sub kelas di atasnya.

“Jadi untuk satu rute perjalanan domestik itu ada kurang lebih 12 sub kelas yang dibuka, dan itu telah diatur oleh Kementerian Perhubungan. Ketika sub kelas yang paling murah anggap saja habis, kemudian akan ada harga yang di atas digunakan,” paparnya.

Arif menerangkan per 1 April, sebagai contoh rute Jakarta harga tiket di pasaran untuk sub kelas terendah berkisar pada harga Rp 2 juta untuk harga termurah. Namun, ia juga mengatakan kenaikan harga perlu dinilai juga dari keramaian rute penerbangan. Ia menambahkan nominal harga ini sewaktu-waktu masih bisa naik, dan hal itu lumrah terjadi saat peak season.

Baca Juga :  Pemprov Kaltara Harap Dukungan Swasta untuk Pengembangan Produk TTG

“Sekarang harga tiket rata-rata Rp1,8 juta, untuk kemungkinan harga yang terjual saat ini kisaran Rp1.752.000, untuk Jakarta masih ada yang di harga Rp 2.200.000. Itu kalau kita bicara soal harga hari ini ya. Ketika nanti mendekati hari raya tersisa harga yang paling tinggi saya pikir hal itu lumrah ketika terjadi puncak keberangkatan,” imbuhnya.

Untuk mengantisipasi kelangkaan moda transportasi pesawat saat waktu arus mudik lebaran pihak Lion Air Grup Kaltara akan menyiapkan armada tambahan yang akan mulai beroperasi terhitung dari satu minggu sebelum hari raya Idul Fitri, 14 hingga 21 April 2023.

“Tetapi kita juga tidak tinggal diam, untuk mengakomodir warga Kaltara yang ingin pulang ke daerah asal seperti pulau Jawa atau Sulawesi, kami menyiapkan armada tambahan terhitung mulai tanggal 14 April sampai dengan 21,” pungkasnya.

Bagaimana kelanjutan ‘Menilik Mudik Lebaran 2023’, selengkapnya di Koran Benuanta edisi 228 pekan ke-3, Senin, 24 April 2023. (*/gik)

Editor: Yogi Wibawa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2653 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *