benuanta.co.id, Tarakan – Aturan yang dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai buka bersama (bukber) di antara internal Aparatur Sipil Negara (ASN), menuai banyak pertanyan beberapa kalangan. Namun begitu, untuk ASN Tarakan masih boleh melakukan kegiatan bukber, asalkan tidak melanggar ketentuan – ketentuan.
Walikota Tarakan, dr.Khairul M.Kes menjelaskan, pelarangan tersebut hanya berlaku dilingkungan ASN dan pejabat negara. Khairul menjelaskan para ASN diperkenankan tetap melaksanakan bukber jika acara itu diperuntukkan bagi kaum dhuafa.
“Ini kan lagi gaduh, sebenarnya yang dilarang itu di lingkup ASN, TNI-Polri. Itu pun yang dilarang antara ASN dan ASN apalagi menggunakan dana pemerintah. Tapi jika ASN pribadi dan institusi melaksanakan buka puasa dengan masyarakat kaum duafa, tidak mampu, fakir miskin anak yatim itu diperbolehkan,” ungkapnya.
Para ASN yang hendak menghelat acara tersebut dianjurkan Khairul, hendaknya lebih baik mendatangi masyarakat miskin, yatim, dan kelompok kaum dhuafa agar acara yang lekat dengan ibadah bulan ramadhan itu tidak sekedar seremonial.
“Misalnya mengadakan buka bersama pun disarankan kalau bisa kita yang keluar, bukan kita yang mengundang. Karena biasa (pejabat) kalau bikin undangan, yang diundang 10 penyelenggaranya 100,” jelas Khairul.
Disinggung apakah Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan akan menyelenggarakan acara buka puasa bersama, Wali kota Tarakan periode 2019-2024 itu menjawab pihaknya belum merencanakan agenda tersebut.
“Dari dulu memang kita tidak bikin, sempat dulu 2019. Setelah itu tahun 2020 dan 2021 kan pandemi. Seingat saya kita adakan buka puasa bersama itu di tahun 2019 saja, di awal masa pemerintahan, saat ini belum ada kita program-kan (bukber) itu,” terang Khairul.
Khairul mengklaim Pemkot Tarakan beserta jajarannya tidak pernah melakukan acara buka puasa bersama, dan hal ini digantikan dengan agenda safari ramadan dengan berkeliling masjid untuk salat tarawih bersama.
Kita memang tidak ada bukber, tapi safari ramadan, acaranya mulai habis maghrib menjelang isya, kita sholat bersama, lalu kita menyerah bantuan, setelah itu ada kultum, setelah itu sholat tarawih, tidak ada buka puasa bersama,” pungkasnya. (*)
Reporter: Edo Asrianur
Editor: Nicky Saputra