benuanta.co.id, BULUNGAN – Beberapa hari belakangan, masyarakat kerap mendapatkan pemberitahuan pemadaman lampu dari PLN, khususnya warga Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan.
Khusus pemadaman di Kota Tarakan, terjadi lantaran pembangkitnya kurang mendapatkan pasokan bahan bakar, di mana listrik menyala karena didukung oleh gas yang diperoleh dari PT PEP dan Medco.
Hal itu diungkapkan oleh Manajer PT PLN (Persero) UP3 Kalimantan Utara, Aditya Darmawan jika pemadaman di Tarakan karena pasokan gas untuk pembangkitnya menurun.
“Jadi kondisi gas alam dari perut bumi yang dikelola oleh Pertamina dan Medco itu posisinya lagi ada problem. Sumber PLN di Pulau Tarakan itu 80 persen gas alam, tekanannya semakin lama semakin turun,” ucap Aditya Darmawan kepada benuanta.co.id, Senin 20 Maret 2023.
Kata dia, untuk tetap melayani masyarakat wilayah yang dipadamkan adalah pelanggan yang memiliki mesin genset atau pembangkit sendiri. Hanya saja setelah pemadaman di wilayah itu, ternyata masih kekurangan sehingga dilakukan penyalaan bergilir.
“Mudah-mudahan untuk kendala gas berdasarkan historical tidak lebih dari 2 hari. Kita juga sudah minta kepada Walikota Tarakan, untuk Pertamina dan Medco untuk dibantu penanganannya,” paparnya.
Lanjutnya, untuk beban puncak di Tarakan jika masyarakat menggunakan listrik itu diangka 49 Megawatt (MW).
“Jika semua pembangkit beroperasi dan tidak ada gangguan gas bumi maka posisinya aman,” terangnya.
Kemudian untuk Bulungan yang juga mengalami pemadaman bergilir, salah satunya dikarenakan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Gunung Seriang kerap dilakukan peningkatan kehandalan. Kemudian, penghentian aliran listrik sementara, dikarenakan adanya pekerjaan penggantian tiang keropos dan perbaikan konstruksi jaringan.
Selanjutnya, ada perbaikan anomali overheat pada PLTMG. Pemadaman juga dilakukan jika adanya penurunan daya mampu PLTMG.
“Kalau semua pembangkit beroperasi maka kita surplus, hanya saja sekarang pembangkit milik SAS tengah dilaksanakan pemeliharaan berkala,” ujarnya.
Dia menyebutkan pemeliharaan pembangkit di PT SAS sudah berjalan hampir 1 bulan lamanya, dimana akhir pemeliharaan tinggal sepekan lagi.
“Posisi yang diperbaiki sekitar 5 MW, tapi tanpa SAS kami juga ngepres,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Nicky Saputra