benuanta.co.id, TARAKAN – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan, kembali melakukan pengujian terhadap takjil yang dijual selama Ramadan pada, Rabu (26/3/2025).
Kepala BPOM Tarakan, Herianto Baan, S.Si., Apt., mengatakan pada pukul 15.00 WITA, tim BPOM mengambil sampel 15 jenis takjil di Kelurahan Sebengkok, Tarakan Tengah, untuk diuji kandungan bahan berbahayanya. Pengujian ini merupakan bagian dari upaya memastikan keamanan pangan bagi masyarakat selama bulan puasa.
“Hari ini kami melakukan pengambilan produk takjil, ada sekitar 15 jenis yang kami pilih untuk diuji. Sampel ini dipilih dari kategori yang paling rawan mengandung bahan berbahaya,” ujarnya.
Herianto menjabarkan 15 sampel yang diuji meliputi tahu isi mie, tahu isi sayur, es sop buah, es oyen, es mangga, barongko, pempek, ikan asin, sate kering, pisang ijo, putu mayang, mie goreng, risol, kue lapis serta es campur. Produk-produk ini dipilih karena disinyalir paling rawan mengandung bahan tambahan yang tidak sesuai standar keamananan.
“Adapun yang termasuk kategori yang tidak sesuai standar keamanan meliputi, takjil yang mengandung formalin, boraks, pewarna tekstil, atau pemanis buatan berlebihan,” paparnya.
Herianto juga membeberkan, setelah dilakukan uji laboratorium, BPOM memastikan bahwa seluruh sampel yang diambil memenuhi standar keamanan pangan.
“Dari hasil pengujian, kami tidak menemukan adanya kandungan bahan berbahaya dalam takjil yang diuji. Ini berarti produk tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakat,” tegasnya.
Pengujian ini merupakan yang keempat kalinya dilakukan BPOM Tarakan selama Ramadan. Sebelumnya, pengambilan sampel telah dilakukan di beberapa lokasi lain, seperti Gitajalatama, Jalan Jenderal Sudirman, dan Markoni.
“Kami memilih lokasi berdasarkan tingkat keramaian serta potensi takjil yang berisiko mengandung bahan berbahaya,” tambahnya.
Secara total, BPOM Tarakan telah menguji 75 sampel takjil dari empat lokasi berbeda, dan hasilnya seluruh produk dinyatakan aman. Hal ini menunjukkan, kesadaran pedagang terhadap penggunaan bahan pangan yang sehat semakin meningkat.
“Kami berharap kondisi ini terus dipertahankan sehingga masyarakat bisa lebih tenang dalam memilih makanan berbuka puasa,” harapnya.
Sebagai langkah pencegahan, BPOM mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam membeli makanan, terutama yang memiliki warna terlalu mencolok atau tekstur yang tidak wajar.
“Jika menemukan makanan yang mencurigakan, segera laporkan kepada kami atau dinas terkait. Kami ingin memastikan semua masyarakat mendapatkan makanan yang sehat dan bebas dari bahan berbahaya,” pungkasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Yogi Wibawa