benuanta.co.id, Bulungan – Keterlibatan semua pihak dilakukan dalam pengamanan dan keselamatan di semua jalur mudik lebaran, baik pada jalur darat maupun perairan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltara, Idham Chalid mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi berkaitan dengan keamanan dan keselamatan jelang Idul Fitri 1446 H.
“Baik di jalan raya maupun ASDP ataupun laut untuk kegiatan pelayaran. Kemarin kita sudah dilakukan koordinasi bersama instansi terkait yaitu Polda Kaltara, Jasa Raharja, Polair, KSOP, BPTD termasuk Dinas Perhubungan kabupaten kota,” terangnya.
Dia memastikan armada transportasi baik darat maupun perairan telah dilakukan pemeriksaan dalam hal inspeksi keselamatan. Hal itu untuk memastikan semua moda transportasi ini laik jalan baik dari bis Damri maupun speedboat reguler.
“Ada beberapa temuan dalam ramp check itu namun hanya administrasi saja, termasuk di kartu pengawasannya. Kalau di bis Damri itu misalnya spedometer yang rusak, tapi segera teknisi memperbaiki itu,” jelasnya.
Selanjutnya untuk pendirian posko, selain dari kepolisian maka pihak Dishub juga akan membuat posko. Tujuannya untuk mengantisipasi keamanan dan keselamatan dalam menghadapi lebaran idul fitri.
“Kami buat posko mulai H-7 sampai H+7 itu 24 Maret sampai 8 April 2025. Untuk posko kita buat di Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor, kemudian Kota Tarakan di Pelabuhan Tengkayu I dan di Nunukan itu Pelabuhan PLBL Liem Hie Djung. Jadi ada 3 posko yang akan kita buat,” sebut Idham.
“Posko dibuat untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang mau menanyakan hal-hal seputar mudik. Lalu juga sebagai tempat jika terjadi hal-hal emergensi atau adanya kejadian laka, tapi kita minta itu tidak terjadi,” ungkapnya menambahkan.
Mantan Kabid Pelayaran Dishub Kaltara ini menyebutkan armada yang disiapkan, untuk bis Damri itu ada 8 trayek yang akan dilayani dengan jumlah armada 14 unit. Kata dia, armada ini sudah di ramp check.
Kemudian speedboat reguler untuk yang melayani pelayaran di Kaltara ada 60 unit armada untuk 9 trayek. Untuk tambahan armada antisipasi penumpang membludak nanti itu kondisional.
“Jadi ketika terjadi penumpukan di pelabuhan bisa kita pertimbangkan dengan melakukan tambahan untuk mengurai. Tapi dengan melihat masa libur lebaran yang agak panjang saya pikir itu tidak terkonsentrasi di 1 titik pelabuhan saja,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Nicky Saputra