benuanta.co.id, TARAKAN – Potensi radikalisme di Kalimantan Utara (Kaltara) cukup tinggi, masyarakat harus ikut terlibat mencegah radikalisme di lingkungan sekitar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Datu Iskandar Zulkarnaen. Ia menegaskan dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam memerangi radikalisme maka lebih baik lagi mengantisipasi radikalisme.
“Kami sendiri FKPT kaltara selaku perpanjangan tangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memiliki SDM terbatas untuk mengantisipasi radikalisme caranya kita melibatkan masyarakat. Seperti acara hari ini kita mengadakan sosialisasi mengenai radikalisme kepada aparat kelurahan, Polisi maupun TNI,” jelasnya.
Hal ini juga dilakukan karena semakin majunya teknologi dan komunikasi sehingga penyebaran radikalisme tidak lagi secara konvensional namun bisa secara online dilakukan bahkan lebih cepat dan luas di masyarakat.
“Imbauan kami kepada orang tua hati-hati, waspadai anaknya terutama yang masih sekolah karena mereka sedang mencari identitas diri. Jadi, salah satu dalam mencari identitas diri atau ingin mencari sesuatu yang berbeda salah satunya bisa melalui radikalisme itu karena radikalisme itu kan ntoleransi. Sifat seperti itu biasanya muncul pada remaja,” tuturnya.
Menurutnya, penyebaran radikalisme dikalangan remaja sangat besar dan rawan karena adanya krisis identitas diri bahkan untuk pelaku generasi muda sangat di butuhkan untuk meregenerasi terorisme.
Berdasarkan penelitian dan survei beberapa tahun lalu Kaltara menduduki peringkat nomor 5 potensi radikalisme tertinggi. Di wilayah Kaltara sendiri, potensi cukup tinggi yaitu Kota Tarakan.
Hal tersebut dikarenakan Kota Tarakan merupakan daerah terbuka yang berada di perbatasan. Selain itu, potensi masyarakat yang heterogen lebih mudah dimasuki serta jumlah penduduk di Tarakan juga paling tinggi.
“Kalau tidak salah ada 3 kalau yang dua itu kasusnya lain. Itu yang ada di Tarakan. Tidak jadi persoalan tetap kita melakukan upaya penanganan radikalisasi,” ungkapnya.
“Kemari di Tanjung Selor, tahun ini di Tarakan. Cuma karena kondisi daerah kaltara yang terstruktur dan cukup tersedia di Tarakan, Tanjung Selor. Kita upayakan ke depannya bisa di Malinau, Nunukan dan KTT semua daerah ke depannya bisa kita laksanakan (sosialisasi pencegahan radikalisme),” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa